Connect with us

Hi, what are you looking for?

Kuningan Mass

Education

Diperbatasan Jabar dan Jateng, UKM Gempa Unisa Tanam Mangrove

KUNINGAN (MASS) – Unit Kegiatan Mahasiswa Gerakan Mahasiswa Pecinta Alam (Gempa) Universitas Islam Al-Ihya Kuningan Minggu, 30/8/2020)mengikuti kegiatan penanaman Mangrove di wilayah pesisir Utara Jawa.

Lokasi tepatnya di aliran sungai Cisanggarung yang membelah dua desa dan dua provinsi sekaligus yaitu Desa Tawangsari, Kabupaten Cirebon Jawa Barat dan Desa Limbangan Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah.

Sebelum penanaman, Gempa Al-Ihya mengunjungi tempat yang sedang dibangun untuk Rumah Belajar Masyarakat (RBM) bersama rombongan dari Kuningan yaitu dosen Stikes Kuningan H Jainal Mutakin.

Kemudian, Perwakilan dari STKIP Muhammadiyah Kuningan Imam Muh Agung Fauzy dan BEM Stikes Kuningan di wilayah Losar.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Dalam kesempatan ini, Gempa memberikan sumbangan buku dan bibit pohon markisa untuk ditanam di RBM sebagai bentuk penghijauan.

Ketua Gempa Al-Ihya Opa Sadik mengaku begitu tersentuh dengan perjuangan rekan-rekan di sini yang memiliki keinginan untuk membentuk RBM bagi mereka yang tidak mampu untuk bersekolah.

“Semoga kedepannya RBM ini dapat melahirkan orang-orang yangg luar biasa,” ujarnya.

Setelah kegiatan di RBM selesai, dilanjut dengan penanaman Mangrove bersama aktivis Pecinta Lingkungan dari pelbagai daerah.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Bahkan ada juga yang dari luar pulau Jawa, serta didukung pula oleh sekolah mangrove yang ada di wilayah Losari, Kabupaten Cirebon.

Kegiatan menanam ini bukan hanya kegiatan satu kali selesai, tetapi akan menjadi kegiatan yang berkesinambungan.

“Bukan juga sekadar sebagai ceremonial tapi merupakan kegiatan rutin dan menjadi agenda tetap untuk sekolah mangrove,” timpal Ridwan Pendiri Sekolah Mangrove.

Ridwan pun berharap dengan kegitan tersebut akan tumbuh potensi lokal yang bisa didapatkan.

Advertisement. Scroll to continue reading.

“Sesuai dengan motto kegiatan hari ini yaitu “tanam sampai jadi hutan”, ujarnya.

Harapannya nanti mangrove itu bukan hanya sebagai pelindung masyarakat pesisir dari intrusi, abrasi dan angin, tapi bisa terus berkembang semakin tumbuh dan bisa menjadi hutan mangrove.

Terkahir, ia menyampaikan dengan adanya Hutan Mangrove di Desa Tawangsari dapat dijadikan sebagai ekowisata.(agus)

Advertisement. Scroll to continue reading.
Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Advertisement