KUNINGAN (MASS) – Mubaligh ASN, KH Oban Sobani S Ag, sempat dilaporkan ke Bawaslu Kuningan, karena dikesankan mendukung di Pilkada, padahal statusnya pegawai negri.
Akibat dilaporkan ke Bawaslu, KH Oban Sobani bahkan dipanggil Kasi di Kementrian Agama (Kemenag) Kuningan untuk mengklarifkasi kejadian tersebut, Jumat (18/10/2024) kemarin.
Pasca memberikan keterangan di Kemenag, KH Oban Sobani juga mengklarifikasi kejadian sebenarnya pada media, dimana ia memang mengaku diundang tasyakuran di Sekertariat DPC PDIP Kuningan.
Baca : https://kuninganmass.com/mubaligh-asn-diduga-tidak-netral-warga-laporkan-ke-bawaslu/
KH Oban diundang tasyakuran oleh Nuzul Rachdy yang terpilih kembali jadi Ketua DPRD, serta menjadi Ketua DPC PDIP Kuningan menggantikan almarhum Acep Purnama, serta Nuzul mendapat penghargaan dari 7 award sebagai pemimpin terinspiratif.
Sebagai mubaligh, mustahil ia menolak undangan dakwah. Apalagi ia diminta memimpin doa dan shalawatan, serta mengisi penguatan keimanan. Tasyakuran sendiri dilakukan di internal PDI-Perjuangan.
“Saya berbicara waktu itu bagaimana konsep bersyukur bahkan saya bacakan ayat,” kata KH Oban. Dimana, kata H Oban, ada orang yang diberi nikmat itu bisa bersyukur, ada juga yang malah kufur nikmat.
Ia menegaskan, sejak awal sudah memberitahu pada pihak yang mengundang bahwa ia datang bukan untuk kampenye, bukan juga didaulat jadi juru kampanye.
Suasananya saat itu cair. H Oban bahkan mengaku sempat bercanda kepada semua yang hadir bahwa baru kali ini DPC PDIP dipakai shalawatan, biasa dangdutan. Dan itu disambut canda tawa biasa.
Saat tasyakuran, ia membawakan dua shalawat, yaitu Shalawat Nariyah dan Shalawat Jibril. Saat itulah H Oban mengaku sempat menganalogikan soal dua tangan, bukan dua jari.
KH Oban membenarkan, ia sempat mengatakan bahwa jika ia bertemu dengan Nuzul, atau sosok lainnya, cara menghormatinya dengan mengangkat saty tangan, pose hormat.
Namun untuk menghormati sosok lebih spesial, Nabi Muhammad, maka tangan yang diangkat adalah dua-duanya. Posenya menengadahkan tangan, fose berdoa, tidak sama sekali mengacungkan dua jari.
Namun yang jadi masalah, aaat bershalawat menengadahkan kedua tangan, beberapa kader malah berpose dua jari. Namun H Oban menegaskan itu bukan intruksinya sama sekali. H Oban sendiri pun tetap dengan pose dua tangan menengadah.
“Jadi saya ama sekali tidak memerintahkan mereka untuk mengangkat dua jari,” kata H Oban.
Di akhir, H Oban kembali ditanya soal ia yang dilaporkan ke Bawaslu. H Oban menegaskan ia akan iatiqomah, terus di jalan dakwah. Apalagi soal kasus kemarin, ia diundang untuk tasyakur, bukan kampanye.
“Nggak ada masalah buat saya siapapun yang jadi, yang memimpin Kuningan. Doa saya, terbaik orang yang mampu (memimpin Kuningan) amanah,” sebut H Oban.
Dari ketiga calon Bupati dan Wakil Bupati, ia mengaku mengenal dan dekat ke semuanya secara pribadi kecuali H Yanuar Prihatin.
Justru ia juga tidak tahu soal sosok Indra, orang yang mengaku warga, dan melaporkannya ke Bawaslu Kuningan.
Soal Bawaslu sendiri, ia mengaku belum dipanggil sampai saat ini. Namun H Oban mengaku akan kooperatif jika diperlukan klarifikasi. (eki)