KUNINGAN (MASS) – Sejumlah warga yang tersebar di beberapa desa, dilaporkan kecewa oleh salah satu oknum yang mengaku-ngaku bisa mempekerjakan di dapur MBG (program Makan Bergizi Gratis).
Salah satu korbannya adalah warga Desa Kaduagung Kecamatan Sindangagung. Orang tua korban, Lukman alias Kimoy, mengutarakan kekesalannya atas janji manis 3 bulan lalu.
Pada kuninganmass.com, Kimoy mengaku bahkan sudah sempat bertemu dengan perwakilan puluhan korban lainnya yang mengaku diiming-imingi hal yang sama, kerja di dapur MBG.
Mulanya, lanjut Kimoy, salah satu warga Kaduagung, inisial W, diminta oleh perempuan inisial M, warga Kertawangunan, untuk mengumpulkan sejumlah calon pegawai dapur MBG.
W inilah yang kemudian mencari kandidat calon pegawai MBG di beberapa desa. Mereka yang ingin bekerja, disyaratkan untuk mengurus dokumen lamaran kerja dll sekitar Rp 100 ribu.
Kimoy menyebut, dari yang ia tahu, korban yang dijanjikan bekerja di dapur MBG mencapai 30 orang.
“Jadi gini (katanya M minta W) sok cariin nanti diplot di mana desa, yang penting dimasukinnya bersedia dimana aja. (Udah pada siap dikerjakan dimana saja, tapi) Nyatanya sampe sekarang udah 3 bulan semuanya gajadi, padahal uang udah masuk,” ujarnya, Senin (24/11/2025) sore, di kediamannya.
Cuplikan video ibu-ibu yang dijanjikan kerja MBG. (Foto: tangkapan layar)
Ia mengamini, sempat ada pertemua dengan pihak M melalui suaminya, dan berniat ganti setengah uang yang sudah disetor. Namun para korban sepakat menolak.
Bahkan, dari pertemuan para korban itu, masalahnya melebar ke hal lain. Dimana ada pula yang mengaku bakal diuruskan untuk pinjam uang ke perbankan, ada biaya pengurusannya, namun sama juga tak berhasil.
Di akhir, Kimoy juga kembali mengutarakan kekesalan para korban, bukan semata karena uang. Tapi juga karena merasa diberi harapan palsu.
Padahal, diiyakan Kimoy, selain kecewa karena diberi harapan palsu, mereka juga jadi tersendat bekerja ke hal lain, karena kadung menunggu janji kerja di dapur MBG. Sebelumnya, Kimoy juga sempat mengupload video kekesalannya bersama para korban via media sosial. (eki)
