KUNINGAN (MASS) – Muktamar Sufi Internasional tahun 2023 sukses digelar di Indonesia, tepatnya di Pekalongan, Jawa Tengah pada 29-31 Agustus lalu.
Muktamar Sufi se-Dunia 2023 baru saja usai. Gelaran yang diselenggarakan selama 1 Minggu tersebut, baru saja ditutup dengan acara Kliwonan yang dilaksanakan di Kanzus Shalawat milik Habib Muhammad Luthfi Ali bin Yahya, Jum’at 1 September 2023.
Acara yang dibuka langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo itu dihadiri oleh delegasi ulama dari 50 lebih Negara di seluruh dunia. Pada hari terakhir, rangkaian ditutup dengan shalawat bersama di Kanzas Shalawat milik Habib Muhammad Luthfi Ali bin Yahya.
Selama rangkaian kegiatan berlangsung, banyak hal unik yang menyita perhatian seperti berkibarnya sarung Majalaya dari Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dan iket Sunda yang terlihat mencolok ditengah-tengah peci hitam dan putih yang dipakai para ulama sufi.
Sarung Majalaya dijadikan official merchandise untuk oleh-oleh para delegasi ulama sufi. Neneng Kartika, pengelola Koperasi JATMAN Subang Sejahtera yang menyediakan merchandise itu mengaku senang bisa dipercaya untuk menyediakan merchandise untuk acara Internasional.
“Kami merasa terhormat ditugasi langsung oleh Maulana Habib Luthfi Ali bin Yahya, untuk menyediakan official merchandise Muktamar Sufi Internasional. Sebagai bentuk syukur atas amanah ini, maka kami buatkan design terbaik, lengkap dengan aksen sarung Majalaya, untuk menunjukkan keindahan dan kekayaan potensi budaya Indonesia, ke Masyarakat Dunia.” kata Neneng Kartika.
Disisi lain, Rakeyan Nuswajati Bezie Galih Manggala yang menjadi moderator sidang utama komisi C turut menunjukan keragaman budaya Indonesia dengan mengenakan iket Sunda.
Bezie mengungkapkan bahwa seorang sufi harus menunjukan dan melestarikan budaya yang dimilikinya. Menurutnya, Habib Luthfi mengajarkan dia bahwa untuk menjadi muslim yang baik tidak harus menjadi Arab.
“Sufisme adalah sebuah sisi dalam Islam yang mempromosikan keragaman budaya, seorang sufi akan menelaah, mempelajari, serta menjalankan dan melestarikan kearifan lokal yang dimiliki Bangsanya, ini yang diajarkan oleh Abah Luthfi pada kami. Abah Luthfi adalah sosok yang sangat mencintai budaya, beliau memperlihatkan pada kami bahwa berislam tidak harus menjadi Arab.” Ungkap Bezie. (hafidz)