KUNINGAN (MASS) – Aliansi Jurnalis Kuningan Bersatu (Anarkis) kembali melakukan audiensi dengan Dinas Kesehatan pada Selasa (16/6/2020). Setelah sebelumnya dengan Bupati Kuningan dan Diskominfo.
Ternyata pada kesempatan itu hadir pula Direktur RSUD 45 dr Deki Seafulah dan Direktur RSUD Linggajati dr Edi Martono.
Audiensi ini ingin mempertanyakan kejelasan terkait penggunaan dana yang dialokasikan ke dinas yang dipimpin oleh dr Susi Lusiyanti MM dan juga kedua rumah sakit tersebut.
Seperti diketahui untuk pencegahan dan pengendalian covid-19, Dinkes mendapatkan alokasi Rp4 miliar. Dana itu sudah cair Rp1 miliar dan sisa Rp3 miliar.
Kemudian, juga pengadaan RS darurat eks Citra ibu Rp7,5 miliar alokasinya melalui Dinkes. Sedangkan untuk biaya renovasi Rp2.250.000.000 juga melalui Dinkes.
Sementara dana tersebut RSUD 45 mendapatkan alokasi Rp6 miliar dan saat ini sudah terserap Rp3 miliar sehingga tinggal Rp3 miliar untuk insentif tenaga medis.
Kemudian, RSUD Linggarjati Rp3 miliar sudah cair Rp3 miliar. Mereka semua satu persatu menjawab.
“Dana Rp1 miliar sudah dibelikan untuk APD, hamzat, pembersih tangan, vitamin, transpor, vitamin, pembelian spanduk dan banyak lagi,” jelasnya.
Untuk jawaban dua direktur pun nyaris sama diberikan untuk kebutuhan mulai rehab dan lainnya.
Mengenai dana Rp3 miliar untuk insentif tenaga medis belum dibayarkan karena berubah-rubahnya aturan dari pusat.
“Kan setiap beres kita mengajukan ternyata aturan rubah dan kita pun tarik kembali,” jelas Deki.
Sementara itu acara audensi mulai jam 10.00 WIB dan berakhir jam 13.00 WIB. Wartawan sendiri mempunya data pasti untuk pegangan dan juga konsumsi berita terkait penggunaan anggaran. (agus)