KUNINGAN (MASS) – Apa yang ada di RT 2 RW 1 Kelurahan Cigintung ini, bisa jadi inspirasi dan contoh bagi yang lainnya. Pasalnya, di tempat ini ada program unik yang berjalan di masyarakat.
Adalah Parelek, program yang digagas dan sudah berjalan sejak 6 bulan lalu ini, merupakan urunan seikhlasnya yang tidak dipatok harus berapa besarannya.
Warga, diberi semacam tabungan terbuat dari bambu yang dicat, dan digantungkan di depan rumah. Nantinya, diisi berapapun oleh warga dan diambil oleh petugas Perelek, seminggu dua kali.
Seperti yang nampak pada Rabu (1/2/2023) kemarin. Ketua RT 2 Totong, ditemani para pengurus Perelek Nunung, Amel dan Cucu nampak berkeliling mengumpulkan hasil Perelek.
Di hari itu, mereka juga ditemani berkeliling oleh Lurah Cigintung Dwi Haris Budianto S STP dengan ditemani perangkat.
“Dilantik (jadi ketua RT) Januari 2022 program Perelek mulai Juli, jadi hampir berjalan 6 bulan,” sebut inisiator program, Totong, menjelaskan.
Nantinya, sebelum bulan puasa, hasil Perelek itu akan dibagikan kembali dalam bentuk sembako pada masyarakat yang terlibat. Sampai saat ini, dari recehan itu sudah terkumpul sampai 4 jutaan.
Sebelum sampai bulan puasa nanti, lanjut Totong yang juga kini menjabat sebagai ketua karang taruna, mengatakan uang yang terkumpul juga berputar sesama masyarakat.
“Kalo ada masyarakat yang butuh untuk apa yang mendesak, kita berikan pinjaman, dan itu tanpa bunga. Yang penting komitment waktu,” imbuh Totong.
Saat ini, program yang diusung di wilayah RT, selain Perelek juga digelar beberapa program. Ada tabungan hari raya bahkan ada kas yang berjalan, dan tidak memberatkan.
Senada, Lurah Cigintung Dwi Haris Budianto juga mengapresiasi hal tersebut. Bahkan, dirinya ingin mengadopsi program yang baik itu ke RT lainnya.
“Kita sangat mengapresiasi, terutama ini inovasi untuk kelurahan, di kelurahan yang lain belum ada, dan ini bisa diadopsi. Syukur bisa satu kelurahan,” kata Lurah.
Program yang bersifat sukarela ini, dianggap tidak memberatkan. Meski begitu, manfaatnya memang dirasakan. Lurah berharap, program tersebut bisa berkembang.
Pengurus Perelek Cucu ditemani rekan lainnya bercerita bahwa awalnya, program tersebut sempat menuai pro kontra dan ada yang menolak.
“Kan ada kas, ieu aya deui Perelek,” ucap Cucu menirukan yang protes.
Namun, lama-lama warga semakin mengerti. Apalagi, keuangan yang bersifat tidak mengikat, namun laporanya sangat terbuka dan bisa digunakan manfaatnya tanpa bunga.
“Ayeunamah alhamdulillah, semakin meningkat penghasilana (sekarang, perminggunya tambah besar),” sebut Cucu. (eki)