KUNINGAN (MASS) – Pelatih kepala Kecamatan Luragung, Coach Pitok, menyampaikan saran dan harapannya terkait penyelenggaraan pertandingan sepak bola di Bupati Cup tahun 2025 ini. Dalam sebuah wawancara yang dilakukan kuninganmass.com pasca pertandingan Grand Final pada Minggu (21/9/2025) di stadion Mashud Winusaputra Kuningan itu, ia menekankan pentingnya menjadikan pertandingan ini sebagai hiburan bagi masyarakat, bukan dijadikan ajang komersialisasi.
“Alangkah baiknya jika pertandingan ini bisa menjadi hiburan untuk para penonton dan tiket digratiskan. Kami datang bersama banyak suporter, ada 12 bus dengan masing-masing berisi 60 orang, belum lagi yang menggunakan kendaraan pribadi,” ujar Coach Pitok.
Ia menggambarkan betapa besarnya antusiasme masyarakat Luragung untuk mendukung tim mereka di pertandingan. Namun, Coach Pitok menyayangkan saat ini ada biaya masuk untuk menyaksikan pertandingan di stadion. Ia merasa biaya ini bisa menjadi penghalang bagi suporter yang ingin mendukung tim mereka secara langsung.
“Walaupun tidak seberapa, seperti 10.000 atau 5.000 rupiah, ditambah dengan biaya parkir, hal ini membuat beberapa masyarakat enggan hadir,” tambahnya.
Kedepannya, diharapkan dengan adanya perubahan dalam kebijakan tiket, lebih banyak penonton dapat hadir dan meramaikan stadion. Ini tidak hanya akan menguntungkan tim, tetapi juga memberikan kebahagiaan bagi masyarakat Kuningan, menjadikan sepak bola sebagai salah satu bentuk hiburan yang dapat dinikmati bersama.
“Dulu, kami bisa mengirimkan hingga 32 bus dari Kecamatan Luragung, tetapi sekarang hanya ada 12 bus yang berangkat,” tambahnya.
Menurut Coach Pitok, biaya perjalanan dan tiket membuat masyarakat berpikir dua kali untuk hadir. “Dari Luragung, perjalanan jauh dan harus mengeluarkan biaya. Apa lagi jika melihat hadiahnya yang tidak jelas berapa,” ujarnya.
Coach Pitok juga menekankan bahwa jika pertandingan bisa digelar secara gratis, jumlah penonton dari Luragung bisa meningkat drastis. “Jika gratis, saya bisa menghadirkan 30-40 bus dengan 60 penonton di setiap bus,” pungkasnya. (raqib)
