DARMA (MASS) – Desa Sagarahiang Kecamatan Darma rupanya memiliki Sumber Daya Alam cukup melimpah. Dengan kondisi alam yang subur, dimanfaatkan juga oleh masyarakat untuk menanam sayur-mayur.
Namun, siapa sangka di desa ini ternyata terdapat berbagai situs peninggalan sejarah dan kisah sejarah yang sangat lamanya. Hal ini, ditunjukkan dengan berberapa arsitektur dan puing-puing bebatuan yang terdapat didalamnya, seperti Batu Dolmen, Batu Lingga Yoni, Menhir Megalitik, dan ada tempat wisatanya yaitu Curug, Sanghiang, Gunung Lingga dan lain-lain yang masih belum ditemukan.
Pesona alam yang indah, membuat hati sejuk dan damai bagi siapa saja yang melihatnya. Selain udara di sana cukup dingin, dengan daerah perbukitan. Tetapi terasa sangat segar ketika menghirup udaranya. Sebab, kondisi kandungan oksigennya masih alami dan terjaga.
Tentunya, sangat baik untuk dijadikan wahana rekreasi keluarga. Selain aman dan membuat pikiran pun menjadi fresh, wisatawan pun mendapatkan pengetahuan akan berbagi sejarah dari pemandu cagar alam tersebut.
Pantauan kuninganmass.com, Selasa (30/1/2018) ketika sampai di tempat tersebut yakni di Gunung Lingga. Ketika berjalan dan mencoba memukul tanah dengan sedikit tenaga nampaknya terdengar bunyi, seperti bunyi rongga yang kekosongan.
Pada saat menanyakan kepada relawan pecinta alam Ukad atau biasa disapa kang Tablo, ia menuturkan, dulunya gunung ini adalah bangunan yang rubuh. Namun, hal ini masih dalam proses penelitian.
Sementara itu, untuk sejarah singkat dijadikannya cagar alam ini berawal dari kesadaran masyarakat setempat akan pedulinya melestarikan alam pada tahun 1984.
“Sing saha anu cinta kasih alam, Allah pasti bakal nyaah ka manehna. Artinya Siapa saja yang cinta kasih terhadap alam, Allah pasti bakal peduli kepada umatnya,” ujarnya.
Tahun 1984, ia menjelaskan, masyarakat setempat Ngaruat, Ngarawut tur Ngarawat, atau melestarikan cagar alam ini. Dan tahun 1991 kementrian cagar alam dan budaya turut membantu dalam melestarikanya dan sampai sekarang ini. Kabuyutan sagarahiang sudah resmi menjadi cagar alam yang dilindungi oleh negara.
“Saya berharap, sangatlah wajib bagi manusia untuk melestarikan alam ini. Sebab ketika sebuah konsep budaya hilang, maka negara akan hancur, dan janganlah kita sampai mewariskan air mata kepada generasi mendatang. Namun wariskanlah mata air yang membawa kesuburan dan kemakmuran,” harapnya. (argi)