KUNINGAN (MASS) – Desa Cageur Kecamatan Darma, tepatnya di Dusun Dayeuhkolot punya tradisi khusus yang disebut “Babarit Lembur”, sebuah tradisi turun temurun yang masih dibudayakan hingga kini.
Babarit Lembur sendiri, merupakan agenda tahunan yang rutin digelar masyarakat. Tahun ini pun, digelar pada bulan Muharram (bertepatan dengan awal Agustus) ini dengan suka cita masyarakat.
Babarit Lembur, diisi masyarakat dengan saling bertukar makanan, serta menampilkan kesenian Tayuban Sunda, termasuk membawakan 7 lagu khas Babarit seperti Lahir Batin, Golewang, Titi Pati, Tapi Asih, Renggong Buyut, Goyong-goyong, dan Raja Pulang.
Ketujuh lagi ini, berisi nasihat dari leuhur mulai dari pesan untuk berbuat baik sesama manusia dan ibadah kepada Allah di lagu Lahir Batin, lalu nasihat taat ajaran hukum agama dan negara di lagi Golewang.
Serta lagu Titi Pati nasihat untuk teliti dan hati-hati. Ada juga pesan memelihara kasih sayang sesama manusia dan alam di lagu Tali Asih.
Pesan jaga silaturahmi di lagu Renggong Buyut, lagu Goyong-goyong memerintah bergotong royong, terakhir nasihat manusia tidak dipandang dari statusnya ada di lagu Raja Pulang.
Kepala Desa Cageur Didi Muhadi mengatakan, tradisi ini sudah berlangsung dari tahun ke tahun tanpa terputus. Prosesinya, lagu dan irama musik tayuban, tidak berubah sejak dulu.
“Tradisi babarit di dusun kami ini sejak jaman dulu entah mulai tahun berapa hingga sekarang biasa digelar setiap bulan Muharam. Dan tak pernah sekalipun terputus atau tidak dilaksanakan. Para penabuh alat musik tradisional serta pesinden atau pelantun lagi-lagu khas Babarit itu, semuanya warga Dusun Dayeuhkolot,” sebut Didi, dalam acara tersebut yang digelar awal Bulan Agustus 2022 itu.
Nampak hadir dalam prosesi Babarit pada Senin (1/8/2022) lalu, Bupati Acep Purnama SH MH, direktur PDAU Hj Heni Susilawati, Kadisporapar, Kadiskominfo, Camat Darma, serta tokoh setempat dan tamu undangan. (eki)