DARMA (MASS) – Meski letaknya tak jauh dari pusat kota, Desa Cageur yang terletak di Kecamatan Darma memiliki cuaca yang lumayan ‘ekstrim’. Pasalnya, kabut sering menyelimuti desa tersebut hingga waktu yang cukup lama dan menjelang siang.
Hal itu, tentu saja tak lepas dari letak geografisnya yang tinggi, dan masih utuhnya ‘hutan trofis’ yang terletak di tengah desa.
‘Hutan trofis’ sendiri, merujuk pada lahan perhutani yang terletak tak jauh dari jalan raya Darma-Selajambe. Wilayah tersebut, selain berfungsi sebagai penyimpan cadangan oksigen, juga menjadi tempat bernaungnya cagar budaya berupa makam-makam bersejarah dan tempat tumbuhnya berbagai spesies tumbuhan.
Baca artikel sebelumnya :
Hal-hal seperti itulah yang dianggap sebagai peluang untuk menjadi kawasan wisata yang saat ini digagas anak-anak muda karang taruna yang juga membentuk Kompepar. Salah satu anggotanya, Deni Raka menyebut, harapan kedepannya, wilayah tersebut bisa menjadi kawasan wisata konservasi yang menunjang dan mendompleng Wisata Waduk Darma yang terus dibangun Pemprov Jabar.
“Dari penelitian IPB, disini (‘hutan tropis’ red) terapat 160 jenis tanaman,” ujarnya menerangkan potensi dari lahan tersebut.
Selain potensi wisata konservasi, karena terdapat beberapa situs budaya seperti makam Mbah Dalem Cageur, makam Nyimas Pulo Damar, dan makam Damar Wulan serta makam Eyang Raksa, juga air kajayaan dan mushola.
Kawasan tersebut bisa menjadi kawasan wisata religi, meski saat ini pun, sudah ada banyak peziarah yang datang.
“Bisa sebagai wisata sejarah, wisata edukasi juga,” imbuhnya lebih lanjut beberapa waktu lalu setelah berkeliling melihat tempat-tempat yang dimaksud.
Bukan hal mudah, meski saat ini sudah sangat terawat dengan sering dibersihkan, kawasan yang diproyeksikan untuk kawasan wisata tersebut masih terkendala beberapa hal, terutama soal status lahan milik perhutani.
“Ada rencana lain juga sih, katanya mau bikin DAM Citamyang,” tambahnya.
Hal senada juga diutarakan salah satu perangkat desa, Kasi Pelayanan Didi Setiadi. Menurutnya, tak disangkal lagi bahwa tempat tersebut memiliki potensi dikunjungi banyak orang.
Apalagi, hingga saat ini, percaya atau tidak, banyak orang yang datang berziarah terutama bulan mulud, Rabiul Awal.
Apalagi, Cageur disebut-sebut sebagai tempat ‘penitipan’ dalam istilah mistis. Tentu hal itu memang diluar nalar dan mungkin hanya bisa dipercaya oleh orang-orang yang sesuai kapasitas ‘keilmuan’nya. Konon, dulunya banyak juga orang yang bertapa disana.
“(Tapi soal rencana kawasan wisata, red) memang terkendalanya disitu, MoU dan Pendanaan,” ucapnya di tempat yang sama.
Menutrutnya, sebelum adanya kejelasan soal lahan dan status, serta gambaran pembiayaan, akan sulit untuk mewujudkan kawasan wisata yang sejak saat ini sudah terasa sejuk dan rindang. (eki)