KUNINGAN (MASS) – Adalah Deliya Anitiara Rufikah, salah satu lulusan terbaik Universitas Muhammadiyah (UM) Kuningan dalam Wisuda Ke-2 Program Diploma dan Sarjana Tahun Akademik 2025, yang digelar Rabu (3/12/2025) kemarin di Hotel Santika.
Sebagai lulusan terbaik, ia mendapat kehormatan menyampaikan sambutan mewakili seluruh lulusan. Dalam pidatonya, ia menegaskan bahwa wisuda bukanlah akhir dari perjuangan, tetapi awal dari perjalanan yang lebih menantang di masa depan.
“Today is not about the gown, degree, or the academic title we receive. But today is about the start of the new chapter,” ujar Deliya dalam sambutannya.
Ia menekankan bahwa setiap proses pembelajaran, kegagalan, dan pengorbanan selama kuliah telah menempa seluruh wisudawan menjadi pribadi yang lebih matang dan siap menyongsong masa depan.
Menurutnya, keberhasilan hari ini lahir dari tekad untuk tidak menyerah. “Pemenang bukanlah mereka yang tidak pernah tersandung, tetapi mereka yang selalu memilih untuk bangkit,” serunya disambut tepuk tangan para peserta wisuda.

Para wisudawan terbaik UM Kuningan. (Foto: dok UM)
Dari Kampung ke Panggung Prestasi
Dalam sambutan itu, Deliya mengisahkan perjalanan hidupnya yang sederhana sebagai “orang kampung” dari Cimara, Lereng Tilu. Ia menegaskan bahwa mimpi tidak ditentukan oleh tempat lahir.
“Saya percaya bahwa dari kampung pun, cahaya masa depan tetap bisa menyala terang,” ungkapnya.
Prestasi akademik dan organisasinya turut mengharumkan nama kampus. Ia aktif mengikuti kompetisi hingga tingkat internasional dan berhasil menerbitkan buku pertamanya berjudul “There is The Sunshine Inside You”.
Deliya juga menyampaikan apresiasi mendalam kepada seluruh sivitas akademika UM Kuningan yang telah menjadi bagian penting dalam perjalanan studinya.
Ia bahkan menyebut satu per satu, mulai dari Rektor UM Kuningan Dr. apt. Wawang Anwarudin, M.Sc., Wakil Rektor Dr. Nanan Abdul Manan, M.Pd., jajaran pimpinan, para dosen yang dengan ikhlas membimbing, hingga tenaga kependidikan dan karyawan yang turut mendukung proses pendidikan mahasiswa serta Ketua Prodi PTIK, Ahmad Fajri Lutfi, M.Kom, dan LPPM UM Kuningan yang telah membimbing perjalanan akademiknya.
Persembahan untuk Orang Tua
Momen paling emosional hadir saat ia mengajak seluruh wisudawan untuk mengenang perjuangan orang tua. Ia menyampaikan bahwa cinta dan pengorbanan mereka menjadi kekuatan terbesar yang mengantarkan setiap lulusan hingga tahap ini.
“Setiap keberhasilan yang kami raih hari ini pada dasarnya adalah persembahan kecil untuk membalas sebagian kecil dari begitu luasnya perjuangan Ayah dan Ibu,” ucapnya dengan suara bergetar.
Ucapan itu sontak membuat suasana wisuda penuh rasa haru dan bangga.
Menatap Masa Depan dengan Optimisme
Mengutip Abraham Lincoln, Deliya menegaskan bahwa masa depan harus diciptakan oleh diri sendiri. Ia berharap para wisudawan dapat membawa nama baik almamater, keluarga, dan terus memberikan manfaat bagi masyarakat.
“Hari ini adalah kesempatan kita untuk merayakan bukan hanya keberhasilan pribadi, tetapi juga keberhasilan bersama,” tutupnya.
Wisuda UM Kuningan tahun ini menjadi momentum pembuktian bahwa perjuangan akademik mampu mengubah keterbatasan menjadi prestasi. Kisah mahasiswa berprestasi seperti Deliya menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berusaha, bermimpi, dan bangkit dalam setiap tantangan. (eki)
























