KUNINGAN (MASS) – Di tengah isu keterbatasan dana, tentu menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah daerah, mulai dari tingkat terbawah pemerintahan desa.
Hal itu jugalah, yang mungkin ingin ditegaskan Desa Cikupa Kecamatan Darma. Dimana, Pemdes, ingin menunjukkan kemampuannya dalam mengatasi tantangan dalam ketahanannya.
“Alhamdulillah amanah yang saat ini sedang dilaksanakan cukup menyita fokus kami seluruh jajaran pemerintahan Desa Cikupa, mulai dari perangkat desa, BPD, LPM, Kader, dan seluruh lembaga desa lainya,” ujar Kades Cikupa Meli Pemilia, Sabtu (20/5/2023).
Ia menegaskan, ada beberapa kegiatan yang tetap dilaksanakan oleh Pemdes Cikupa saat ini, diantaranya, pemberkasan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) dari BPN Kuningan, persiapan pemeriksaan inspektorat, dan persiapan Lomba Satkamling tingkat Provinsi Jawa Barat.
Meli juga mengatakan, pihaknya tengah persiapan lomba desa tingkat Kabupaten Kuningan perwakilan Kecamatan Darma, dan persiapan Evaluasi Dana Desa dan Alokasi Dana Desa yang dilaksanakan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Kabupaten Kuningan.
Dengan segala fokus itu, Kades Meli tetap melakukan terobosan dan inovasi dalam pemberdayaan masyarakat dilakukan untuk meningkatkan akselerasi ekonomi di desa.
“(Kita punya) Pemmbuatan jamur krispi yang dilakukan oleh kelompok tani sudah berjalan dengan pemasaran cukup baik. Selain itu, untuk membantu pertahanan ekonomi masyarakat desa, sudah terbentuk pula koprasi wanita yang sudah berbadan hukum dengan keanggotaan hampir 90 orang,” jelasnya.
Sementara untuk pemberdayaan, lanjut Meli, pihaknya juga menggerakkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan ketahanan pangan, dengan memanfaatkan lahan pekarangan dan pembuatan demplot di masing-masing dusun. Program ini disebut PIPIR DAPUR (pinggir dapur).
“Adapun untuk pertanian beberapa terobosan pembuatan pupuk cair oleh karang taruna, pembuatan eco enzym oleh kelompot tani sampai saat ini masih terus berlangsung, sebagai komitmen desa dalam menjaga lingkungan hijau di sekitar wilayah desa,” sebut Meli.
Selain itu, lanjutnya, pengelolaan sampah yang juga sudah dilaksanakan bersama masyarakat dan bumdes, pemanfaatan organiknya diarahkan untuk budidaya ‘magot’.
Dan, sampah non organiknya diolah menjadi kerajinan tangan yang dikerjasamakn dengan sekolah kober, paud, dan TK yang ada di desa. Adapun unit usaha bumdes sendiri selain sampah yaitu pengelolaan isi ulang galon dan pamsimas sudah berjalan sangat baik.
Meli, juga tak lupa menggelar program yang melibatkan masyarakat guyub dalam membangun rasa silih asah, asih, dan asuh, menciptakan kekompakan dalam kehidupan bermasyarakat.
Dimana, setiap masyarakat yang meninggal dunia senantiasa mendapatkan santunan kematian dari desa, begitupun bagi masyarakat yang sakit, dan dalam kondisi darurat lainya.
“Santunan ini diambil dari dana perelek yang setiap bulan dikumpulkan oleh masyarakat desa untuk kepentingan bersama. Program ini disebut program SARASA SARIKSA (satu rasa dan satu pemeriksaan sesama warga masyarakat desa cikupa),” jelas Meli di akhir. (eki)