KUNINGAN (Mass)- Deklarasi Kuningan sebagai kabupaten angklung di Lapangan Pandapa pada tangal 21 Mei membuat Kuningan dikenal luas di Indonesia. Banyak yang kagum, terlebih pada saat deklarasi 5.000 peserta memainkan angklung secara bersamaan.
Sukses dan meriahnya kegiatan tersebut membuat banyak warga Kuningan bertanya-tanya, berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk deklarasi angklung. Banyak informasi yang beredar bahwa untuk kegiatan tersebut menghabiskan dana sekitar Rp1,5 miliar.
Dana yang fantastis tersebut menjadi sorotan karena masih banyak fasilitas umum yang masih kurang di Kuningan. Sarana pendidikan juga banyak yang rusak. Begitu juga jalan banyak yang berlubang.
Ketua Penyelenggara Deklarasi Kabupaten Angklung Dodon Sugiharto MPd ketika dikonfirmasi membantah bahwa dana yang digunakan mencapai Rp1,5 miliar. Ia menerangkan, pada profosal diajukan dana mencapai Rp1,2 miliar.
Namun lanjut dia, dana sebesar itu hanya estimasi awal karena pada saat itu panitia menginginkan total angklung yang dimainkan sebanyak 21 ribu. Tapi, pada kenyataanya terus dikurangi karena minimnya anggaran.
“Yang pasti dari dana APBD yang diberikan adalah Rp200 juta. Sedangkan dana dari pihak lain dan juga bantuan dari Kemenpar belum dirinci karena menunggu laporan dari panitia,” ucap pria yang juga menjabat Kabid Kebudayaan Pendikbud Kuningan itu.
Dengan belum ada data lengkap terkait total penggunaan dana maka pihaknya belum bisa memberikan keterangan kepada semua pihak. Setelah ada maka akan dipublis agar tidak ada sangkan buruk kepada panitia.
Diterangkan, saat ini juga pihaknya belum kelar membereskan permasalahan kekurangan pembayaran ke pemilik angklung. Angklung sendiri merupakan angklung buatan lokal.
“Terkait banyaknya tuduhan negatif kepada saya biarlah. Yang penting saya melakukan sesuai prosedur,” ucapnya.
Pada kesempatan itu juga Dodon yang dikenal musisi itu membantah, tudingan bahwa Pendikbud dinilai offside dalam menjalankan kegiatan ini. Pasalnya, yang seharusnya menggelar kegiatan ini adalah Disporapar Kuningan, terlebih yang datang adalah dari Kemenpar.
Untuk masalah ini lanjut dia, karena yang mengaturnya adalah Kemenpar dan dalam nomenklatur adanya di Bidang Kebudayaan. Sehingga, tidak perlu menyalahkan Pendikbud Kuningan tapi Kemenpar karena pihaknya hanya menjalankan.
“Saya juga ingin mengklarifikasi bahwa bohong kalau saya tidak mengajak rekan-rekan dari Disporapar, kami ajak dan dimasukan dalam kepanitian. Terkait tuding offside yang menjawabnya adalah hati,” jelas Dodon yang mengaku tengah refresing di Jakarta untuk menenangkan pikiran usai banyak kritikan mengarah ke dirinya.
Ia meminta kepada semua pihak jangan mermasalahan terkait siapa yang menyelenggaran, tapi lihatlah keberhasilannya yang sudah dicapai. Dan kini Kuningan semakin dikenal luas. (agus)