KUNINGAN (MASS) – Hal yang paling menarik dan ditunggu-tunggu warga yang hadir dalam tradisi Babarit adalah berburu nasi tumpeng raksasa dan ribuan pincuk.
Benar saja begitu bupati beres melakukan tarian kolosial atau tayuban tanpa dikomado warga langsung menyerbu.
Berbeda dengan dengan tumpeng yang berada di ditengah dekat panggung utama. Justru pincuk di sajikan di meja di dua penjuru.
Begitu bupati dan para pejabat beres malakukan tayuban dengan diiringi musik, penonon pun langsung berburu nasi.
Dalam hitungan menit baik nasi tumpen dan pincuk ludes seketika. Warga memburu nasi tumpeng dan pincuk karena percaya bahwa nasi tersebut membawa berkah.
“Ini yang saya senang dari babarit, sehingga tidak percuma nunggu dari pagi datang ke sini. Memang tidak seberapa tapi senang bisa berburu tumpeng dan pincuk,” ujar Emay kepada kuninganmass.com.
Dari pantauan kuninganmass.com, berbeda denga tahun-tahun sebelum jumlah warga yang datang tidak sebanyak tahun sebelumnya. Entah karena faktor nasi tumpeng cuma satu sehingga banyak warga yang memilih diam.
Terlepas begitu, adanya Babarit harus terus dilestarikan karena berhubungan dengan seni budaya Kuningan. Selama ini memang Babarit jumlah penontonnya masih kurang banyak dari karnaval budaya. (agus)