KUNINGAN (MASS)- Pelantikan 11 pejabat hasil open biddiing sudah dilaksanakan oleh Bupati Kuningan H Acep Purnama. Mungkin bagi 11 pejabat yang terpilih adalah momen paling bersejarah dalam hidup karena dilantik menjadi pejabat eselon II.
Namun sebaliknya bagi peserta yang merasa dalam pelaksanaan open bidding banyak kecurangan terus berteriak. Mereka terus mengingatkan kepada bupati agar dalam pelaksanaan open bidding kedepannya harus sesuai dengan aturan.
Jangan ada unsur subjektif dan menyeting pejabat yang akan dipilih. Sebab, hal ini tidak baik untuk Kuningan.
“Kalau seperti ini bukan open bidding namanya. Orang-orang yang dipersiapkan dari awal semua lolos meski nilai dari awal kecil. Kami punya mata dan telinga pak bupati,” ujar salah satu perserta open bidding yang minta namanya dirahasiakan.
kuninganmass.com sendiri pasca pelantikan mendapatkan banyak curhatan dan keluhan terkait hasil oppen bidding. Berikut hasil curhatan para peserta open bidding di Kuningan.
1.Lolos 3 besar di 2 tempat yang berbeda tidak menjamin lolos dan dipilih bupati. Malah yang lolos 1 jadi pilihan bupati. Jadi apa yang dicari dari open bidding ini ?
2. SDM yang kompoten, atau hanya proses untuk melegalisasi meloloskan putra mahkota dan putri ratu yang sudah disiapkan, atau mencari sesuatu?
3.Peserta open bidding semuanya sangat serius, persiapan dan prosesnya membutuhkan tenaga, waktu, fikiran dan pengelolaan perasaan/emosi ketika harus menghadapi tahapan-tahapn open bidding yang begitu beratb dan ketat tapi hasilnya dipermainkan kepentingan bupati dan ratunya.
3.Harusnya statistik yang digunakan. Kalau orang yang punya kapasitas semua jabatan yang dilamar pasti masuk
4.Pada saat wawancara dengan awak media setelah monitoring check point di Sampora, bupati menjelaskan indikator penilaian pemilihan kandidat dari 3 menjadi 1 adalah faktor komunikasi. Apakah seseorang yang tidak dipilih benar-benar hanya karena kurang komunikasi? Faktanya banyak kandidat yang tidak terpilih tapi lebih komunikatif dibanding yang terpilih
5.Orang yg sudah diplot otomatis masuk dalam 3 besar. Yang kompeten tersingkir dan yang kemampuannya biasa biasa saja naik (putra mahkota)
6.Informasi dari peserta open bidding, kandidat yg terpilih diulang tes kejiwaannya, tes kompetensi dan psikometri banyak yang tidak selesai-tidak tuntas, jawaban masih banyak yg kosong dan pada saat penulisan makalah info dari pendamping yang mengetik ulang makalah, isi makalah biasa saja dan tidak ada inovasi baru terkait apa yang akan dilakukan dalam menjabarkan dan mengimplementasikan visi misi bupati.
7.Untuk terpilih dari 3 menjadi 1 dengan adu promotor/beking dan yang dilantik sudah terbukti.
8.Apakah umur/usia menjadi salah satu kriteria? Jika benar usia jadi kriteria, berarti menyalahi konsep meryt system
9.Masyarakat melihat yg dilantik kemarin yg deket sama Mamah?? #mamahmintapulsa #mamahmintakuasa
10.Bupati pernah menyampaikan Demi Allah open bidding ini murni. Apakah seperti itu?
11.Bupati dalam pengembangan dan rekruitmen SDM, ingin kualitas atau cuma ingin menciptakan birokrat penurut?
Sementara itu, pada saat pelantikan Bupati Acep Purnama menegaskan pengangkatan jabatan ini sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku melalui proses selama 3 bulan dan mendapatkan rekomendasi Ketua Komsii Aparatur Sipili Negara Nomor b-996/KASN/03/2020 tanggal 30 Maret. (agus)