KUNINGAN (MASS) – Salah satu jemaah haji asal Kabupaten Kuningan dari kloter 9, H. Sardono asal Desa Kalapagunung, Kecamatan Kramatmulya, mengungkapkan rasa syukurnya atas kelancaran pelaksanaan ibadah haji yang dijalaninya di Tanah Suci.
Ia menyebut seluruh jemaah dalam kelompoknya kembali dalam kondisi selamat, meski beberapa di antaranya sempat mendapat perawatan karena penyakit bawaan.
“Alhamdulillah ibadah haji untuk kloter 9, termasuk saya, Pak Sardono, itu lancar. Alhamdulillah semuanya tidak ada yang sampai meninggal. Memang ada juga yang dirawat di sana, karena sudah sakit bawaan dari rumah,” ujarnya, Minggu (22/6/2025).
H Sardono juga menceritakan kondisi cuaca ekstrem yang dihadapi para jemaah selama pelaksanaan ibadah haji, terutama saat puncak haji di Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina).
“Memang kondisi sangat berbeda dengan di Tanah Air. Kalau di sini suhu tertinggi sekitar 30 derajat, di sana ketika Armuzna mencapai 46 derajat. Hari-hari biasa saja bisa sampai 42 derajat. Jadi suhunya sangat berbeda,” jelasnya.
Ia menambahkan, bahwa kondisi geografis di Arab Saudi juga menjadi tantangan tersendiri bagi para jemaah.
“Di sana hampir semua lahan itu berupa pegunungan, gurun batu, dan pasir. Jadi berbeda dengan di tanah air yang banyak pepohonan dan rumput. Sekarang rasanya bahagia sekali bisa kembali, bertemu keluarga, dan makan makanan rasa Indonesia,” ucapnya penuh bahagia.
Lanjutnya, Sardono menekankan bahwa ibadah haji merupakan ibadah fisik yang memerlukan stamina dan kesiapan mental.
“Ibadah haji itu adalah ibadah fisik, betul-betul fisik. Memerlukan perjuangan. Misalnya dari hotel ke Masjidil Haram itu agak lumayan jauh. Memang ada bus shalawat, tapi harus tepat waktu dan antre. Kadang lebih cepat kalau jalan kaki,” ungkapnya.
Dengan penuh rasa syukur, ia menyampaikan harapannya ibadah haji yang dilaksanakan di Tanah Suci dapat menjadi bekal dalam menjalani kehidupan dan menjadi haji yang mabrur. (rizal/mgg)
