TEGAL (MASS) – Taqdir memang misteri, tak ada yang tahu kecuali sudah terjadi. Begitulah yang pula dialami Hana Isyaha pada pertengahan Juli kemarin.
Santri berusia 15 tahun ini yang berasal dari Lampung Selatan ini, harus merasakan ujian berat sebelum berangkat untuk menuntut ilmu di Pesantren Takhassus Daarul Qur’an Tegal.
Hanna memang santri baru disana. Umumnya, dihari keberangkatan pesantren, kedua orangtuanya turut mengantarkan ke pesantren.
Namun, tepat sehari sebelum hari keberangkatannya, Hana kehilangan sang Abi yang menjadi motivatornya untuk menghafal Quran.
Kepergian sang Abi yang juga pengajar (ASN) ke sisi Allah yang maha kuasa membuat Hana sempat terpukul.
Namun Ia selalu terngiang pesan Abinya untuk terus menuntut ilmu.
“Abi selalu mendukung Hana dan mengingatkan agar menjaga hafalan Alquran” ujar perempuan kelahiran tahun 2006 itu setelah di pesantren, beberapa waktu lalu.
Saat itu, meski masih dalam keadaan berduka putri dari Siti Nurjanah itu tetap berangkat menuntut ilmu ke Pesantren Takhassus Daarul Qur’an Tegal seminggu setelah kepergian sang Abi.
“Insya Allah Hana terus semangat menuntut ilmu dan mendoakan kedua orang tua dari jauh, semoga pahala ilmu yang Hana dapatkan mengalir untuk kedua orangtuaku,” sebutnya lagi.
Hanna sendiri, akhirnya berangkat sekitar seminggu setelah sang ayah, Alm Edi Sasono meninggal 21 Juli 2021.
Dara manis ini yang harusnya berangkat tanggal 22, baru berangkat tanggal 30 Juli 2021. (eki)