BANDORASA (MASS) – Namanya Nursyamsu (26), mahasiswa S2 asal Kuningan yang juga aktif sebagai pengurus KNPI ini, harus tabah menjalani hari demi hari di ruang isolasi RS Linggarjati.
Lelaki yang juga mantan ketua IMK Wilayah Cirebon ini, menjalani isolasi beserta kakak kandungnya yang dinyatakan positif swab covid-19. Sedang dirinya, dinyatakan status suspek.
Pada kuninganmass.com, Syamsu mewakili keluarga, mengaku berani bicara ke publik, agar banyak yang mengerti, pasien positif bukanlah aib dan harus dikucilkan.
“Ini adalah ujian dan melatih kesabaran, yang membutuhkan suport mental yang kuat. Kami yakin, tuhan tidak akan menguji diluar batas kemampuan hambanya,” ujarnya Kamis (24/9/2020).
Syamsu yakin, tuhan akan memberikan hikmah yang besar. Dan jika lulus, maka jadi pemenang dalam ujian ini.
” Covid-19 ini tidak memandang SARA, tua-muda, kayak-miskin, rakyat biasa-pejabat,” imbuhnya.
“Kronologinya, pasien (red: kakak kandung syamsu) sudah mengalami sakit sesak nafas dan berobat ke dokter di Jakarta selama seminggu. Bahkan setelah minum obat dari dokter pun tetap masih sesak,” ujarnya menjelaskan awal kejadian.
Karena khawatir harus mendapat perawatan panjang, sang ibu menyuruh pulang. Setidaknya, kalau benar ada perawatan di kamoung halaman akan ada yang mengurusi. Lain halnya jika keluarga dari kampung yang berangkat, akan lebih repot.
“Waktu itu, Sabtu, 19 Sept 2020 sekitar pukul 23.00 wib, kakak saya datang diantar mobil pribadi. Kakak hanya berdua termasuk sopir. Saya berinisiatif segera menyambutnya, kebetulan di rumah cuma ada saya, ibu, dan bapak. Adik bungsu masih di rumah suaminya sudah seminggu, ” jelasnya panjang lebar.
Meski saat itu, belum ada kepastian soal apa yang menimpa sang kakak, Syamsu sudah meminta kepada orang tua untuk tidak bersalaman dan berjarak.
Meski mungkin ada rasa kangen pada sang anak yang biasa di luar kota, Syamsu meminta kakak dan kedua orang tuanya istirahat saja. Apalagi waktu sudah malam.
Sang kakak sendiri masih keliatan sesak. Kakak dan orang tuanya, hanya mengobrol 5 menit dan segera istirahat. Sebelumnya, orang tua juga menyarankan sang kakak pergi langsung ke rumah sakit. Tapi dirinya agak enggan, mungkin karena waktu sudah malam, dan tidak mau merepotkan.
“Minggu, 20 September 2020, sekitar pukul 06.30 WIB. Berangkatlah ke salah satu rumah sakit swasta. Langsung masuk IGD dan ditangani. Dipasang selang oksigen, dirapid test, dirongten, dan cek darah. Rentang waktu 1,5 jam keluarlah hasil nya bahwa pasien reaktif dan diparu-parunya ada infeksi,” tuturnya lebih lanjut.
Setelah ada konsultasi dengan dokter IGD, awalnya mendapat rekomendasi untuk dirujuk ke RSUD 45. Tetapi karena mendapat konfirmasi disana penuh, kemudian dokter IGD tersebut merujuk ke RSUD Linggajati.
” Sekitar pukul 12.00 (hari yang sama, red) masuk IGD Covid, kakak masuk ruang isolasi beserta saya. Kakak juga langsung dirawat dengan baik,” akunya lagi.
Meski harus berada di ruang isolasi, dirinya bersyukur dan mengucapkan terima kasih kepada dr Lita Nurhidya puspita, dan rekan-rekan kesehatan lainnya yang telah melayani dengan baik dan responsif di IGD.
Dituturkannya, barulah pada Senin, 21 September 2020 pagi, sang kakak diswab hidung dan tenggorokan. Selang sehari, sore harinya barulah sang kakak dinyatakan positif swab. Automatis, dirinya dinyatakan status suspek.
“Menurut dr Indah dari pihak RSUD Linggarjati, karena hasil swab positif maka terus dipantau sampai hasil swab kedua, dan swab yang kedua akan dilakukan hari senin depan,” ujar Syamsu menirukan keterangan dokter.
Meski di ruang isolasi, Syamsu mengaku terharu karena banyak support berdatangan. Terutama dari rekan-rekannya dari keluarga IMK Cirebon, serta keluarga KNPI yang mendukung dan selalu mendoakan. Kini, Jumat (25/9/2020), Syamsu juga tengah bersiap melakukan test swab.
“Ternyata saya tidak sendirian. Saya ucapkan terima kasih banyak kepada keluarga saya, teman, kolega, sahabat, keluarga besar IMK Cirebon dan keluarga KNPI atas do’a dan suport mental untuk saya, saya sampai terharu. Tetap semangat semuanya, bahagia selalu, ” pesannya di akhir. (eki)