KUNINGAN (MASS)- Pelaporan salah satu warga Desa Ciawigebang ke Mapolres Kuningan oleh parangkat desa yang berada di 24 di Kecamatan Ciawagebang bukti kalau perangkat desa tidak diam. Mereka melawan tuduhan itu.
Seolah langkah ini menjadi serangan balik kepada mereka-mereka yang selama ini menuduh perangkat desa tidak baik. Diharapkan ada efek jera dari warga yang mengecap kinerja pemdes selalu buruk.
Dari pengamatan yang kuninganmasss.com lakukan, pelaporan Wahyu ke aparat kepolisian membuat para perangat desa bersorak.
Mereka berharap selama ini yang suka nyinyir di medsos untuk lebih hati-hati karena apa yang dituduhkan kalau tidak sesuai dengan fakta hukum menjadi jawabannya.
“Pasti semua tersinggung, maka lapor ke polisi merupakan jalan terbaik. Harusnya paham dulu. Ini mah bantuan belum juga turun sudah nuduh yang lain,” jelas Ade Sudiman salah seorang perngkat, Sabtu malam.
Ade yang juga Sekdes Margasari menyebtukan, selama ini perangkat sebagai garda terdepan dalam menghadapi wabah covid-19 dan menjaga warga agar terhindar dari bencana.
Dikatakan, pada saat ini perangkat diserang dengan tuduhan dan kata-kata yang tidak manusiawi.
“Kami menyayangkan apabila ada masyarat yang menuduh kami perangkat desa dengan bahasa yang tidak manusiawi dan melukai hati teman-teman perangkat desa yang sudah capek-cepek berjuang mulai pagi, siang hingga malam menjaga,” jelasnya.
Sekarang lanjut dia, harus kembali menjadi gunjingan masyarakat akibat adanya bantuan yang simpang siur.
Ade memohon kepada jajaran terkait agar bisa menjelaskan kepada masyarakat tentang bantuan sosial dan jangan sampai pemdes yang kena dampaknya.
Dari pantauan di medos, pasca Wahyu dilaporkan banyak dukungan yang mengalir dan berharap menjadi contoh bagi warga yang lain agar hati-hati dalam berkomentar.
Sementara itu, dari beberapa screenshot status fb yang beredar ternyata akun Masberto sempat menuliskan permintaan maaf kepada perangkat desa. Mungkin ia menyadari bahwa tuduhan itu salah dan tidak mendasar. (agus)