KUNINGAN (MASS) – Memilih jalan hidup sebagai mualaf bukan hanya soal keyakinan, tetapi juga tantangan dalam berbagai aspek kehidupan. Sebelumnya, telah dibahas bagaimana Mualaf Center Indonesia Peduli (MCIP) Kuningan berperan dalam membantu para mualaf menjaga hubungan dengan keluarga dan lingkungan agar tetap harmonis. Namun, tantangan bagi para mualaf tidak berhenti di sana.
Bagi sebagian mualaf, keputusan berpindah keyakinan berdampak langsung pada kondisi ekonomi mereka. Ada yang kehilangan dukungan finansial dari keluarga, ada yang kesulitan mendapatkan pekerjaan, dan ada pula yang harus memulai kehidupan dari nol. Menyadari hal ini, MCIP Kuningan tidak hanya memberikan bimbingan agama, tetapi juga berupaya meningkatkan kesejahteraan para mualaf dengan berbagai program pemberdayaan ekonomi.
Ketua MCIP Kuningan, Dr. Insan Nulyaman, mengungkapkan, banyak mualaf yang mengalami kesulitan ekonomi setelah masuk Islam. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kehilangan akses ke sumber keuangan keluarga hingga tantangan dalam mencari pekerjaan baru.
āKami sering menjumpai kasus di mana seorang mualaf harus keluar dari rumahnya dan mencari penghidupan sendiri setelah memutuskan untuk masuk Islam. Ada juga yang kehilangan pekerjaan karena berbagai alasan. Ini adalah tantangan nyata yang harus kami hadapi,ā ujarnya dalam podcast bersama Kuningan Mass, Rabu (12/3/2025).
Namun, MCIP Kuningan tidak ingin para mualaf bergantung pada bantuan sosial dalam jangka panjang. Oleh karena itu, berbagai program pemberdayaan ekonomi telah dirancang agar mereka dapat mandiri secara finansial.
MCIP Kuningan telah bekerja sama dengan berbagai lembaga sosial dan donatur untuk membantu para mualaf mendapatkan akses ke peluang ekonomi. Salah satu inisiatif yang dilakukan yaitu memberikan pelatihan keterampilan dan bantuan modal usaha kecil.
āBeberapa mualaf kami dorong untuk memulai usaha sendiri, seperti berdagang atau membuka layanan jasa. Selain itu, ada juga yang mengikuti pelatihan keterampilan seperti menjahit, memasak, atau bertani,ā jelas Insan.
Menurut Insan, salah satu contoh nyata dari keberhasilan program itu yakni seorang mualaf yang awalnya mengalami kesulitan ekonomi, tetapi kini telah berhasil membuka usaha kecilnya sendiri. Dengan bimbingan dari MCIP, ia mampu mandiri dan tidak lagi bergantung pada bantuan sosial.
Selain itu, MCIP juga menjalin kemitraan dengan lembaga seperti Rumah Zakat dan Baznas untuk memberikan bantuan modal usaha bagi para mualaf yang ingin memulai bisnis kecil. Program tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa mereka memiliki penghasilan yang stabil dan tidak kembali terpuruk secara ekonomi.
Meskipun berbagai program telah berjalan, MCIP Kuningan masih menghadapi banyak tantangan dalam memberdayakan mualaf secara ekonomi. Salah satu kendala utama adalah keterbatasan sumber daya dan minimnya akses ke peluang pekerjaan yang layak.
āKami berharap lebih banyak pihak yang bisa turut serta dalam membantu para mualaf, baik dalam bentuk pendampingan usaha, pelatihan keterampilan, atau memberikan akses lapangan pekerjaan,ā katanya.
MCIP juga terus mendorong agar para mualaf tidak hanya mengandalkan bantuan, tetapi juga memiliki semangat untuk berusaha dan berkembang.
“Kami ingin mereka menjadi pribadi yang kuat dan mandiri, sehingga dapat hidup dengan penuh harga diri tanpa harus bergantung pada orang lain,” harapnya. (argi)
Tonton selengkapnya disini :
