KUNINGAN (MASS) – Pada era modern saat ini banyak yang semakin sadar akan dampak buruk limbah bagi lingkungan, namun tak sedikit juga yang mengabaikan mengenai pencemaran lingkungan rusaknya ekosistem alam dan dampak negatif dari limbah yang dihasilkan manusia.
Termasuk limbah dari sisa- sisa bahan otomotif seperti motor, mobil, atau kendaraan lainnya yang kerap kali menumpuk dan menjadi limbah yang tidak berguna. Sementara itu daur ulang limbah onderdil menjadi langkah penting dalam menjaga kelestarian alam. Tidak hanya membantu mengurangi volume sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir, daur ulang komponen otomotif juga memberikan manfaat ekonomis dan ekologis yang signifikan.
Pada kesempatan observasi pada tanggal 29 Mei 2024 kami 2 orang mahasiswi STKIP Muhammadiyah Kuningan berhasil mewawancarai Kang Asep selaku salah satu pengrajin limbah otomotif yang berlokasi di Jl. Cirendang-Cigugur, Kab. Kuningan Jawa Barat.
Berdasarkan hasil wawancara bengkel tersebut bernama “ART SHOP” tidak diketahui tahun berdirinya bengkel dan tahun awal memulai mengerjakan kerajinan limbah onderdil tersebut.waktu yang tepatnya. (ART SHOP berlokasi di Jl. Cirendang-Cigugur, Kabupaten Kuningan Jawa Barat).
Kang Asep merupakan orang yang bergabung pada bengkel itu semenjak duduk di bangku SMA sekitar tahun 2016. Diketahui kang Asep itu bukan pemilik utama bengkel tersebut namun beliau sebagai partner dari pemilik bengkelnya, pemilik utama dari bengkel ini sudah tutup usia sekitar tahun 2021, jadi pada tahun itu juga bengkel tersebut dipindah tangankan kepada kang Asep.
Awalnya bengkel ini hanya berfokus pada modifikasi motor vespa, namun setelah melihat banyak nya limbah otomotif yang cukup melimpah dan berkurangnya konsumen yang memodif motor vespa nya akhirnya pemilik bengkel sebagai owner dan kang Asep berinisiatif untuk merakit limbah-limbah onderdil tersebut menjadi beragam karya unik yang bernilai ekonomis.
Karya yang dihasilkan pertama kali berupa pajangan yang berbahan dasar onderdil motor. Setelah berjalannya waktu tak tanggung-tanggung mereka berhasil merakit beragam karya unik dari limbah onderdil, kang Asep dan pemilik utama sampai berhasil mendapat orderan dari luar negeri yaitu Australia.
Kang Asep mengaku awalnya hanya hobi dalam merakit limbah onderdil tersebut, “Saya dan pemilik bengkel (alm) awal mula merakit limbah onderdil hanya dari keisengan dan hobi saja, tidak ada tata cara khusus dan tidak ada tingkat kesulitan yang benar-benar menyulitkan dalam merakit atau membuat karya dari limbah otomotif karena memang sudah didasari dari hobi,” kata Asep.
Bengkel ini juga memperoleh orderan untuk membuat tugu di salah satu daerah di Cirebon tepatnya di kota Sumber dari bahan knlapot brong, diketahui mereka menghabiskan budget sebesar Rp. 150.000.000 untuk modal pembuatan tugu tersebut.
Selain dari onderdil motor mereka juga menghasilkan karya dari alat makan yang sudah tidak terpakai berupa sendok dan garpu disaat limbah onderdil menipis ketersediaannya, mereka mendapatkan bahan baku tersebut dari pengepul rongsok yang mereka gunakan.
Pada artikel ini limbah onderdil dalam konteks pendidikan lingkungan hidup, dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya limbah onderdil dari motor/mobil seperti knalpot, ban, rante dan bagian lainnya, ternyata memiliki nilai estetika dan nilai ekonomis jika memiliki keterampilan untuk dilakukannya proses daur ulang limbah sehingga bahan atau bagian-bagian sisa dari kendaraan tidak mencemari lingkungan, namun justru dapat menjadi pundi-pundi rupiah dan nilai estetika.
Kesadaran akan pengelolaan limbah ini sangat penting untuk mengurangi berbagai dampak negative yang dapat ditimbulkan oleh limbah onderdil. Namun sayangnya ART SHOP tersebut dikabarkan akan berpindah tempat produksi yang belum diketahui secara pasti akan pindah kemana.
Penulis: Ami Muzdalifah dan Dinda Nur Azizah, Mahasiswa PGSD STKIP Muhammadiyah Kuningan