Connect with us

Hi, what are you looking for?

Netizen Mass

Berisik Soal Revitalisasi Taman Kota, Siapa sih KNPI itu?

KUNINGAN (MASS) – Sejak beberapa minggu belakangan, revitalisasi taman kota banyak mendapat sorotan. Bukan berisik karena harapan wajah baru kota Kuningan, tapi karena, rencananya akan menggusur gedung KNPI.

Pertanyaannya, kenapa sih, soal gusur gedung aja berisiknya minta ampun ? Bukannya gusur satu dua desa aja, pemerintah bisa dengan jalan “damai” dan “sunyi” ? Kayak yang tidak biasa aja gusur menggusur, aneh.

Secara pribadi, saya memang berpendapat bahwa tata kota Kuningan, terutama yang dianggap iconik, rada lucu. Misskonsepsi. Kadang malfungsi. Juga taman kota.
Tapi soal menggusur gedung KNPI, saya terpaksa mempelajari dulu.

KNPI, saya baru kenal setelah kuliah sekitar 5 semester. Saya ingat betul, saya diperkenalkan pada KNPI karena beberapa bulan lagi akan diadakan pemilihan Ketua KNPI yang baru. Kalo saya sudah mengerti, mungkin waktu itu saya akan sadar, perkenalan pertama saya pada KNPI, adalah kampanye calon ketua. Pokoknya, singkat cerita, pada periode itu yang terpilih adalah Cecep Hendi.
——–
Seiring perjalanan, setelah melewati pelantikan dan komunikasi yang lebih inten, saya baru paham, apa itu KNPI. Kenapa dalam acara seremonialnya selalu dibuka oleh bupati atau minimal wakilnya. Bahkan, beberapa anggota dewan juga sering hadir di acara KNPI. Itu baru saya sadari sekitar setahun kemudian.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Dalam pidato-pidato, dan dalam obrolan saya bersama sebagian pengurus KNPI, saya jadi sedikit tahu soal eksistensinya KNPI. KNPI yang merupakan kepanjangan Komite Nasional Pemuda Indonesia adalah wadah yang terbentuk dari semua Organisasi Kepemudaan dan Organisasi Mahasiswa, kalo di Kuningan, ya menaungi hampir semua organisasi se-Kabupaten Kuningan. Tapi perlu dicatat, KNPI hanya menaungi dan mengakomodir, bukan membawahi, itu juga tidak semua.
Namun pada dasarnya, KNPI selalu menggambarkan diri sebagai representasi pemuda. Perwakilan pemuda. Hebat bukan? Lebih hebat lagi, isinya banyak pemuda hebat.

Terlepas dari sejarah KNPI merupakan bentukan orde baru yang sifatnya memberantas organisasi berasas selain asas tunggal. Saat ini, KNPI merupakan “simbol” dan “wakil” pemuda.
Awalnya, saya yang baru tahu soal KNPI merasa “kuper”. Hidup di Kuningan 20 tahun, dan keterwakilan jiwa muda saya ternyata oleh KNPI saja tidak tahu. Kan lucu.

Makin lama, saya semakin tahu. KNPI memang beneran ber-isi-kan pemuda-pemuda hebat. Kalo kalian pernah main-main ke sekretariat KNPI, akan dipampang beberapa foto mantan ketua KNPI di masa lalu. Saat ini, mereka sudah tersebar dimana-mana. Ada yang jadi dosen, pejabat daerah yang jabatannya terus naik, anggota dewan, (mantan) ketua dewan, bahkan sekertaris daerah. Konon, wakil bupati juga mantan KNPI sewaktu masih di Bogor.

Belum lagi anggota lainnya adalah pentolan macam-macam organisasi mahasiswa dan pemuda yang kritis. Jadi jelas donk, secara organisasi KNPI memang “gila”. Tapi kalo beberapa pemuda masih tidak tahu soal KNPI, mungkin kalian yang kuper, persis saya dulu. Padahal kan tiap kecamatan ada.
Masih tidak tahu juga KNPI di tingkat kecamatan ?

Advertisement. Scroll to continue reading.

Hm..Gak bisa disalahkan juga sih. Mungkin kalian yang tidak terdampak programnya.
Eh sebentar, kalo kalian pemuda millenial dan aktif di media sosial, harusnya tahu KNPI. Kan sering tuh, terpampang ucapan selamat anu selamat anu yang diucapkan KNPI. Serius banyak ucapan selamatnya, berseliweran di fb, ig, WA.
Masa masih gak tahu.
——-
Balik lagi soal KNPI sebagai wajah dan simbol pemuda. Begitu juga gedungnya, ikon-nya. Ibarat Kuningan yang ikon-nya adalah kuda. Gedung KNPI juga melekat dengan nama Gelanggang Pemuda. Ibarat Empu Gandring dan Kerisnya. Ibarat Indonesia dan Garudanya.
Mungkin itu alasannya beberapa aktivis merasa tidak terima “simbol”nya dirobohkan. Dijadikan pasar. Bayangkan, “Simbol” pemuda, yang biasanya dikenal sebagai “kontrol” untuk pemerintah, sekarang malah terbalik, pemuda di “kontrol” pemerintah melalui kebijakannya. Mungkin, beberapa anggota yang protes itu, ya selain karena kajian soal kemanfaatan, juga sebagai “harga diri”.
Dan soal “harga diri”, mungkin harganya mahal.
——-
Tentu sekarang saya yang bertanya-tanya pada diri sendiri. Lupakan soal program KNPI. Lupakan juga soal beberapa sindiran teman saya yang menyarankan masuk KNPI kalo mau naik pangkat, kan aku manusia lepas. Lupakan semua soal KNPI yang karena gedungnya mau digusur, kita jadi ikut ribet. Lupakan.
KNPI kan isinya orang hebat. Lupakan soal KNPI itu wajah pemuda. Toh banyak juga pemuda yang tidak tahu soal KNPI. Anggap saja KNPI itu milik para pengurus. Dan kita adalah penonton pertarungan pemerintah dan pengurus KNPI.

Kalo mereka memang tidak mau dipindah, sebenarnya mereka mampu kok. Jual nama pemuda. Gunakan koneksi. Seringkan diskusi pada penguasa. Berikan solusi yang menguntungkan semua pihak, termasuk pedagang kecil, belakangan kita tahu sih, ada beberapa solusi yang sudah ditawarkan. Tapi ya, sekali lagi, kalo mereka mau, mereka tinggal negosiasi terus. Bisa kok. Jadi, kita sebagai penonton tidak usah ikut gemas. Kok yang kritis pada kebijakan revitalisasi taman kota, cuman “receh”nya saja. Mantan pengurusnya. Pengurus kecil. Atau cuman pengurus OKP. Kan begitu…?
——
Tapi itu cuman ke”gemas”an saya seorang. Kan saya tidak tahu secara pasti juga. Mungkin saja para pengurus KNPI berjuang dengan cara lain. Berjuang dengan menggunakan koneksi alumni, misal. Menagih janji kampanye. Memaksa lewat wabup. Atau bahkan menekan dengan doa, kalo sihir kan tabu.

Tapi terakhir kudengar, KNPI dan Pemda juga sudah ketemu kok. Acara juga bareng di pendopo pas hari sumpah pemuda. Mungkin saja diskusi disana.

Atau mungkin nih ya ….. Sejak awal KNPI memang sudah sama sama mau dipindahkan ke tempat lain ? Kalo begitu, penonton aja yang lebay.
Mungkin saja, KNPI memang sudah tidak betah tinggal di gedung yang baru direnovasi beberapa tahun ini.
Atau mungkin saja, KNPI memang tidak seperti sangkaan kita yang memiliki harga diri tinggi atas gedungnya sendiri, maksudnya tidak menganggap gedungnya sendiri sebagai ikon.
Nah… Kita saja yang salah sangka.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Tapi ya, penonton memang tidak berhak apa-apa pada film selain memberi komentar setelah adegan selesai.
Jadi…. Untuk saat ini, para penonton saya punya kata mutiara untuk kita semua.

Berisik !

Penulis adalah Eki Nurhuda A
Mahasiswa IAIN SNJ Cirebon.
Pemuda asal Kecamatan Subang, Kuningan.
Penulis Cerpen.
Dan aktif sebagai Jurnalis.

Advertisement. Scroll to continue reading.
Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Government

KUNINGAN (MASS) – Pasca Bupati Kuningan memberi tanggapan soal Revitalisasi Taman Kota Kuningan, kini giliran Ketua KAMMI Kuningan, Ade Zezen MZM, S.Pd yang memberi...

Economics

KUNINGAN (MASS) – Rencana Revitalisasi Taman Kota (Tamkot) yang terintegrasi dengan Masjid Syiarul Islam, mendapat sorotan pula dari Ketua F-Tekkad, Soejarwo. Program yang diestimasikan...

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Niat dari Pemerintah, yang disampaikan oleh Pak Sekda Dian Rachmat Yanuar terkait penataan Taman Kota dengan harapan bisa mengintegrasikan Taman Kota...

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Tulisan ini adalah lanjutan sekaligus ulasan dari tulisan sebelumnya yang tidak tertata. Dalam tulisan sebelumnya, saya tidak sebutkan point-point utama yang...

Advertisement
Exit mobile version