KUNINGAN (MASS) – Peristiwa tragis terjadi menimpa warga Desa Balong, Kecamatan Sindangagung, Kabupaten Kuningan. Seorang siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) berinisial F, warga Blok Wage RT 2/1, meninggal dunia pada Sabtu malam (3/5/2025) usai mengalami benturan di kepala saat bercanda dengan rekannya di sekolah.
Menurut Hasan, tetangga sekaligus saksi yang turut mengantarkan korban ke rumah sakit, kejadian tersebut bermula pada Rabu (30/4/2025) saat F tengah bercanda dengan temannya di sekolah.
“Menurut korban ketika cerita ke ibunya, ketika lagi becanda korban sempat memukul duluan bagian belakang bawah kepala temannya. Tapi ia tidak menyangka akan dibalas, entah disengaja atau tidak, balasan pukulan itu mengenai bagian kiri kepala korban, katanya menggunakan botol/tupperware,” ujar Hasan.
Hasan mengatakan dirinya tidak mengetahui secara pasti kronologi kejadian. Namun, menurutnya, F masih terlihat baik-baik saja pada hari Kamis.
“Dia masih bisa wirawiri ke rumah temannya seperti biasa,” tambahnya.
Namun, pada Kamis sore, F mulai mengeluh pusing dan mual. Ia sempat dibawa untuk di periksak ke dokter dan diberikan obat. Tapi malam harinya, F mendadak muntah dan terlihat lemas. Keluarga sempat mengira kondisi itu hanya efek samping obat.
Setelah itu, F terlihat tidurnya berlebihan, kondisinya seperti kurang baik. Dan pada Sabtu pagi, F masih tertidur dan sulit dibangunkan. Ketika berhasil bangun, ia mengeluh pusing hebat.
“Kemudian F ditindak dibawa untuk diperiksa. F dibawa ke Rs Wijaya, namun disana dokternya sedang tidak ada, kemudian F dibawa ke Rs Umum,” ujar Hasan
Dikatakan Hasan, F kondisinya seperti kritis yang memerlukan tindakan lebih lanjut. Kemudian F dibawa sementara ke Rs. Juanda untuk dilakukan Scan, setelah itu dibawa kembali ke Rs Umum.
“Diketahui, hasil pemindaian Scan menunjukan pembuluh darah pecah di kepala, terlihat seperti akibat benturan keras,” tuturnya.
F akhirnya mengembuskan napas terakhir di RSU 45 pada Sabtu malam pukul 21.00 WIB. Menurut Hasan, pihaknya maupun pihak keluarga korban tidak menyangka bahwa kejadian bercanda biasa bisa berujung fatal.
“Kalau tahu sejak awal dampaknya seperti ini, mungkin kami bisa bertindak lebih cepat,” ujar Hasan.
Ia berharap kejadian tersebut menjadi contoh untuk masyarakat lainnya, ketika becanda jangan sampai keterlaluan. (didin)
