KUNINGAN (MASS)- Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kuningan sudah mendapatkan lapiran dari Pemdes Cihirup terkait matinya kerbau secara mendadak.
“Laporan sementara ada 16 ekor yang mati. 9 ekor mati bangkar (mati rtidak ketahuan) dan dan 7 ekor sempat dipotong,” ujar Kabid Peternakan Lya priliawati SPt MP yang didampingi Kasi Keswan dr Rofiq, Kamis (27/1/2022).
Dugaan sementara lanjut Lya , kerbau mati karena kembung yang disebabkan karena pakan/ rumput yang masih basah.
Pihhak dinas melalui UPTD Puskewan Ciawigebang sudah memberikan pembinaan supaya jangan digembalakan pada pagi hari yang rumput masih basah.
“Kami juga sudah memberikan obat kembung untuk kerbau-kerbaau yang ada gejala perut kembung,” tandasnya.
Mengenai kabar bah hewan ternak mati terjadi di desa lain, Lya menyebut, informasi sementara yang terjadi di Desa Cihirup saja.
“Kerbau yang mati juga oleh warga sudah dikubur. Terkait istilah bangkar adalah sore masih sehat tiba-tiba paginya ditemukan mati,” jelasnya.
Mengenai fonomena yang terjadi, lanjut Lya sudah biasa karena kalau kasus kembung atau bahasa medis tympani/ Bloat pada hewan ruminansia sering terjadi
“Bukan hanya kerbau, tapi juga pada sapi dan domba sering terjadi,” ujarnya.
Antisipasi agar tidak terkena adalah, pihaknya menyarankan cara pemberian pakan rumput harus dilayukan dulu. Jangan diberikan pada kondisi basah
“Misal rumput hari ini kita berikan untuk besoknya. Begitu seturusnya, apalagi saat ini musim hujan pasti basah selain tentu oleh embun,” jelasnya.
Sekadar informasi ada warga menduga kematian ini karena faktor mistis dan hal ini dibantah oleh pihak Dinas Peternakan dan Perikanan.(agus)