KUNINGAN (MASS) – Suasana takbiran tahun ini berbeda dengan 2019. Berbalik 180 derajat.
Semua banyak yang diam di rumah. Meski ada yang takbiran di masjid namun jumlahnya tidak lebih dari 10 orang.
Di jalanan tak ada takbir keliling, terlebih pada Sabtu sejak jam 4 sore hujan turun deras. Warga memilih diam di rumah.
Tak ada mobil berjejer di pinggir jalan desa seperti tahun lalu. Tahun ini pun suara kembang api tidak sedahsyat tahun 2019. Semua berhemat karena saat ini tengah pendemi corona.
“Di Masjid Syiarul ada yang takbiran. Itu juga 2 orang muadzin dan sebagian jamaah dan tidak lebih dari 10 orang,” ujar Pengasuh Gemma Masjid Syiarul Islam Asep Kamaludin kepada kuninganmass.com.
Sementara itu, di Desa Kadugede pun sepi. Meski di tiap masjid terdengar gema takbir, tapi suasana tidak semarak karena yang berada di dalam masjdi satu dua orang.
“Di jalan mah sepi sekali. Di masijid dan musala ada yang takbiran tapi tidak banyak,” ujar Kades Kadugede Dadang Suganda.
Terpisah, Kasi Ops Dishub Kuningan Deden Suparman menyebutkan, suasana kota sepi karena semua perempatan dan pertigaan di jaga. Apalagi suasana hujan.
“Masih sepi karena kan PSBB, semua patuh. Kita terus kontrol wilayah,” ujarnya.
Masih di wilayah kota. Salah satu anggota polisi yang berjaga di Pertigaan Dewi Sartika Suerdi mengaku, suasana sepi karena memang PSBB. Warga melaksanakan takbiran di rumah. (agus)