KUNINGAN (MASS)- Terlepas banyak warga yang kecewa dengan acara rekor dunia tape ketan terpanjang di dunia. Namun, warga Kuningan harus mengetahui bagaimana perjuangan panitia untuk mewujudkan rekor tersebut. Mereka itu kerja keras untuk mewujudkan hal itu.
Apabila mengutip kata-kata bijak dimana ‘jangan mengharapkan kesempurnaan karena kesempuranaan milik Allah SWT’. Begitu juga dengan kegiatan acara tadi pagi. Manusia hanya merencanakan dan Allah yang menentukan.
Direktur PDAU Kuningan Imam Rozali ST MT menjelaskan, untuk mewujudkan rekor ini rekan-rekan panitia sudah 3 hari berusaha keras, dimana kurang istirahat demi terlaksana rekor tape ketan terpanjang ini. Semua sudah disiapkan mulai menyiapkan bambu sepanjang 1.020 meter , sampai menyiapkan tape 20 ribu.
Namun ternyata lanjut dia, karena masyarakat yang tidak kondusif, banyak yang mengambil tape sebelum diukur terutama dekat panggung, ada beberapa ember yang hilang. Pihak DPAU hal ini khawatir akan dianulir oleh pihak RHR (Record Holder Republik).
“Ternyata setelah diskusi panjang lebar, RHR menganggap sah karena dilebihin didepan panggung 20 meter. Hal ini berkaca dari pengalaman kejadian dikota lain sehingga harus dilebihin,” jelas Iman kepada kuninganmass.com, Minggu malam (2/9/2018).
Diterangkan, yang terlibat tidak hanya panitia kegiatan, tapi ada 520 siswa SMP dan SMA beserta gurunya. Mereka sudah berusaha susah payah sampai ada beberapa yang terjepet masyarakat.
Bukan hanya itu mereka sudah standby dari jam 6 pagi dan semua snack dan makanan konsumsi mereka juga dicuri masyarakat, sehingga mereka tidak makan. Mereka berjuang demi membantu dan meningkatkan nama Kuningan. Mereka itu iklas melakukan semuanya.
Mengenai yang mendukung acara ini, Imam menjelaskan terdiri dari pengusaha tape ketan dari yanhg kecil sampai yang besar. Adapun rinciianya adalah sebanyak 10 ribu tape gratis, 5 ribu tape diskon 50 persen dan 5 ribu tape sumbangan dari panitia.
“Tujuan dari semua yang terlibat untuk menaikkan nama Kabupaten Kuningan, tempat rekan-rekan dan saya bekerja. Bukan untuk kepentingan pribadi, bukan untuk kepentingan bupati, dan siapa-siapa. Dari kacamata saya, ini momen yang baik untuk Kuningan bisa maju lebih baik,” jelasnya.(agus)
