KUNINGAN (Mass) – Semula banyak yang mengira karena mutasi terakhir era Bupati Acep Purnama MH, maka semua pejabat terutama eselon II bakal terkena mutasi untuk memperkuat kabinet Acep jelang pilkada. Namun ternyata perkiraan itu meleset.
Untuk eselon II tidak ada satu pun pejabat yang bergeser. Dengan begini maka mereka aman terutama yang merasa sesuai dengan cita-citanya.
Namun dengan tidak adanya mutasi dieselon II muncul anggapan adanya ketidakberaniaan dari bupati dalam melakukan mutasi karena alasan untuk menjaga kondusivitas Kuningan. Sebab, ketika ada pejabat yang dimutasi dan mereka tidak berkenan maka akan menimbulkan kecewa sehingga ujungnya bumerang.
“Tidak adanya mutasi di eselon II bukan berarti saya tidak berani. Kalau dalam mutasi ada istilah itu maka ada unsur like dan dislike. Saya tidak seperti itu,” tandas suami dari Hj Ika itu kepada awak media, Kamis sore.
Mantan Ketua DPRD Kuningan ini mengatakan, setelah dievaluasi kinerja eselon II terlihat belum saatnya untuk dirotasi, meski ada yang harus dibina dan ada yang harus ditekanan seusai dengan fakta interiatas yang ditandangani oleh para pejabat eselon II ketika dilantik.
“Sekali lagi bukan karena masalah berani tidak berani tapi memang hasil evualasi belum saatnya dirotasi,” tandas mantan Ketua DPC PDIP itu.
Meski hari ini merupakan mutasi terakhir, tapi dalam klausal Mendagri bupati bisa melakukan mutasi lagi tapi seizin mendagri. Hal ini bisa terjadi.
Acep mengaku, segala sesuatu bisa mungkin terjadi. Evaluasi enam bulan memang belum cukup. Makanya selama enam bukan masih banyak kinerja-kinerja yang harus ditingkatkan dan masih bisa diperbaiki. (agus)