KUNINGAN (Mass) – Mundurnya dr Toto Taufikurohman Kosim dari Partai Golkar bukan secara tiba-tiba. Selama ini, politisi sekaligus direktur RSU KMC itu merasa tidak dihargai lagi oleh partai tersebut.
Informasi ini terungkap setelah salah satu orang dekatnya, Adang Romadona, berhasil diwawancara oleh kuninganmass.com Kamis (18/5/2017).
“Golkar selama ini tidak memberikan kesempatan kepada dr Toto. Padahal pak Dedi Mulyadi (ketua DPD PG Jabar) pernah mengatakan ada 2 kader potensial,” ungkapnya.
Dari hari ke hari, imbuh Adang, Toto sama sekali tidak mendapat sentuhan. Bahkan dalam setiap kegiatan partai di Kuningan pun, tidak diundang sama sekali. Keberadaan Toto di partai beringin tersebut seolah tidak dianggap.
“Padahal keinginan dr Toto untuk mengabdi dan maju terus ke gedung putih masih ada kans. Hingga akhirnya beliau ambil sikap. Bukan loncat pagar sebetulnya, ini karena di Golkar sudah dianggap tidak ada,” tutur Adang.
Terlebih, sambung dia, muncul pernyataan Ketua DPD PG Kuningan, H Yudi Budiana SH di media massa bahwa hanya ada satu nama untuk calon dari Golkar. Padahal biasanya ada mekanisme rekruitmen, penjaringan atau konvensi yang ditandai dengan dibukanya pendaftaran bakal calon.
“Ini gak ada. Berarti pintu untuk dr Toto sudah ditutup. Bukan hanya dr Toto sebetulnya, pintu untuk pak Momon Rochmana, pak Kuswandi A Marfu dan kader potensial lain pun sudah ditutup lewat pernyataan ketua partai,” ucap dia.
Sebenarnya, tambah Adang, dr Toto ingin tetap mengabdi kepada partai termasuk dalam konteks 2018. Namun karena tidak diberikan kesempatan, sementara partai lain banyak yang mengajak, maka secara etika politik harus keluar dulu dari partai sebelumnya.
“Maka dari itu surat pengunduran diri dari Golkar yang dibuat tanggal 21 April, kita serahkan kemarin (Rabu) pagi,” sebutnya.
Adapun dengan Partai Gerindra, Adang mengatakan, sudah ada chemistry. Pasca kekalahan pada Musda Partai Golkar Kuningan tahun lalu Gerindra merapat dan mengajak dr Toto untuk bergabung. Namun saat itu tidak langsung memenuhi ajakan dengan pertimbangan masih darah Golkar.
“Dalam perjalanan pak Dedi Mulyadi juga mengajak dr Toto untuk menjadi pengurus Golkar Jabar. Tapi ternyata tidak ada realisasi sehingga mengambil keputusan untuk keluar dari Golkar. Beliau yang punya potensi, tidak mau dininabobokan oleh hal-hal yang kayak anak kecil, tidak jelas. Kalau di SK saja, beliau juga tak akan keluar. Jadi banyak hal lah,” ungkap dia.
Pasca ingkar janji, Gerindra intensif mengajak dr Toto untuk bergabung. Sehingga ketika muncul pernyataan bahwa Golkar hanya akan mengusung satu nama, chemistry yang sempat tertunda muncul kembali dan berjodoh dengan Gerindra.
Terhitung Kamis (18/5/2017) ini, Toto sudah jadi kader Gerindra. Bahkan dinobatkan sebagai ketua Penasehat DPC Partai Gerindra Kuningan. Tapi menurut Adang, Toto tidak meminta bahkan sampai mengemis-ngemis untuk bergabung dengan Gerindra. Justru Gerindra yang menjajaknya untuk bergabung dan menjadikan dr Toto sebagai salah satu calon bupati yang kelak akan diusung.
“Nah untuk masalah pencalonan, beliau siap untuk K1. Sedangkan soal koalisi kita masih pikir panjang. Komunikasi intensif dengan beberapa partai sedang dibangun. Baru pondasi. Tinggal bagaimana bangunan itu diperkuat sehingga bisa segera dideklarasikan,” pungkasnya. (deden)