KUNINGAN (MASS) – Gedung IPHI Kecamatan Jalaksana menjadi saksi hadirnya ratusan jamaah yang antusias mengikuti pengajian rutin yang digelar Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Kecamatan Jalaksana, Minggu (13/7/2025). Dalam kesempatan tersebut, KH. Imam Nur Suharno, S.Pd., M.Pd.I., muballigh dan juga Kepala Divisi Humas dan Dakwah Pondok Pesantren Husnul Khotimah, menyampaikan tausiyah bertema “Mukmin Terbaik”.
Mengawali ceramahnya, KH. Imam mengutip hadis dari Ibnu Majah yang menjelaskan bahwa mukmin terbaik adalah mereka yang paling baik akhlaknya, paling sering mengingat kematian, dan paling siap menghadapi kehidupan setelah mati. Menurutnya, setiap mukmin sejatinya baik, namun Rasulullah SAW memberikan ciri-ciri khusus bagi mereka yang disebut sebagai mukmin terbaik dan paling cerdas.
Pertama, dijelaskan bahwa akhlak yang baik adalah pondasi utama seorang mukmin. Rasulullah SAW bersabda bahwa tidak ada amalan yang lebih berat dalam timbangan di akhirat kelak selain akhlak mulia. Bahkan, seseorang yang memiliki akhlak mulia dapat mencapai derajat setara dengan orang yang rajin berpuasa dan melaksanakan shalat malam. Ini menegaskan bahwa keutamaan akhlak menempati posisi yang sangat tinggi dalam ajaran Islam.
Selanjutnya, Imam menekankan pentingnya mengingat kematian dalam kehidupan sehari-hari. Mengingat kematian bukan hanya menjadikan seseorang lebih khusyuk dalam shalat, tetapi juga menjadi rem spiritual agar tidak lalai oleh gemerlap dunia. Nabi Muhammad SAW menyebut kematian sebagai “pemutus kelezatan dunia”, yang bila diingat saat hidup dalam kesempitan akan menumbuhkan kelapangan hati, dan jika diingat saat dalam kelapangan, akan menjauhkan diri dari tipu daya dunia.
Yang tak kalah penting, seorang mukmin terbaik adalah mereka yang senantiasa mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat. Mereka tidak hidup hanya untuk dunia, tetapi memandang akhirat sebagai tujuan utama. Inilah definisi orang cerdas menurut Rasulullah SAW: orang yang mampu menundukkan hawa nafsunya dan menggunakan waktu hidupnya untuk beramal sebagai bekal menuju kehidupan abadi setelah kematian.
Tausiyah yang disampaikan selama kurang lebih satu jam itu mendapat sambutan hangat dari para jamaah yang hadir. Imam menutup ceramahnya dengan doa agar seluruh jamaah dibimbing Allah menjadi mukmin terbaik yang tidak hanya baik di mata manusia, tetapi juga mulia di sisi Allah.
“Semoga kita semua termasuk golongan orang-orang yang cerdas menurut Allah dan Rasul-Nya, yaitu mereka yang sadar akan kematian dan bersiap menghadapi akhirat,” harapnya.
Kegiatan pengajian ini menjadi bagian dari agenda rutin IPHI Kecamatan Jalaksana dalam memperkuat ukhuwah dan membekali para anggotanya dengan nilai-nilai keislaman yang aplikatif dalam kehidupan sehari-hari. (didin)