KUNINGAN (MASS) – Perangkat desa yang dilaporkan, Kadus Puhun yang akrab disapa Oleh, menjelaskan kronologi terjadinya ribut-ribut soal bansos di desanya yang berujung pelaporan oleh Otong, warganya yang mengaku digebuki.
Pak Oleh, menerangkan kronologis kejadian tersebut pada Kamis (14/4/2022) siang sekitar pukul 13.30 WIB di kantor Kecamatan Kuningan.
Pada kuninganmass.com, Kadus Puhun itu menjelaskan kejadian terjadi sekitar pukul 14.30 WIB. Saat itu, dirinya sedang di balai desa masih melayani masyarakat bersma dua perangkat lainnya Endi dan Eman.
Baca : https://kuninganmass.com/tanyakan-bansos-wakil-ketua-karang-taruna-digebuki-oknum-aparat-desa/
“Lagi di balai desa sambil ada lagu mengalun. Tiba-tiba, Otong dateng, bilang geus pareman-pareman (udah matiin-matiin). Otong datang mencak-mencak, ngomong ieu kumaha yeuh aturanana, keluarga urang eweh nu menang BLT,” ujarnya
Mengenai BLT, Oleh mengaku sudah menjelaskan ke Otonh, bahwa itu bukanlah desa yang ngatur. Kadus menerangkan, secara logika, tidak masuk akal desa mendatanda dan langsung cair dalam waktu tiga hari setelah pengmuman oleh Presiden tentang bantuan BLT subsidi minyak goreng. Kemarin, Ancaran dapat 593 kouta bantuan.
Selang berapa hari sejak diumumkan itulah, tiba-tiba datang melalui Pos dan harus segera diberikan ke masyarakat. Disalurkan melalui RT setempat.
“Kemungkinan, Otong (dan keluarga) gak dapet,” sebut Kadus.
Pendataan, lanjutnya, dari pusat, dan hampir semua bantuan BLT dari pusat. Data yang diambil kemarin, ada kemungkinan dari penerima BPNT dan PKH. Bahkan, dari datapun, penerima PKH dan BPNT pun ada juga yang belum cair.
Namun dirinya menjelaskan, mengacu pada pengalaman, jika belum cair semua mungkin akan ada tahap kedua, tahap selanjutnya menunggu giliran. Sedangkan bantuan kompensasi minyak goreng ini, dianggap mendesak.
“Tapi keluarga Otong itu, hasil musyawarah dengan BPD, sudah masuk BLT Dana Desa. Pertimbanganya karena tadinya domisili Cirebon, otomatis proses KK dan KTP lama, sedangkan data yang digunakan pemerintah pusat, itu pendataan mungkin sekitar 5 tahun lalu, DTKS,” tuturnya.
Setelah dijelaskan itu, kata Kadus, Otong tetap mencak-mencak. Dirinya bahkan sempat menegur agar Otong, datang dan mengobrol dengan sopat.
“(Otong) Masih mencak-mencak, saya gebrak meja sambil ngomong (ke Otong) saya sok narima WA ente ngajak bae jogol sok naon maksudna, salah saya naon,” ujarnya mereka kembali adegan kemarin.
Setelah gebrak itu, lanjut Kadus, Otong beralasan soal dirinya dan keluarga yang tidak menerima bantuan. Kemudian, suasana terus memanas hingga adanya kontak fisik.
“Saya tantang sok ayeunamah saya lalaki di dinya lalaki. (Sebenernya, red) Saya sering di WA (Otomg) ngajak jogol di lapang kitu, cuman teu di layanan. Kemarin, mungkin saya emosi, da keayaan nuju puasa. Abdi emosi itu emosi, itu nyiduhan ka abdi. Dipisah ku pak Endi sareng Pak Eman, Pamikiran anjeuna dicekelan,” ujarnya menjelaskan campur bahasa Sunda.
Saat itu, kata Kadus, kejadianlah Otong menendang dirinya namun ditangkis menggunakna kaki. Kadus kemudian mengajak keluar untuk duel satu lawan satu.
Jawaban Otong : https://kuninganmass.com/timpali-pernyataan-kadus-otong-pernyatannya-banyak-yang-salah/
Kadus mengaku, Otonglah yang pertama kali akan memukul namun dihindarinya dua kalo. Setelah itu, tangan Otong diparies sembari menonjok bagian hidung Otong, kemudian berdarah.
“Anjeuna pulang, datang keluargana 4 orang, cuman nu ngeroyok abdi 2 orang. Untung eta aya lanceukna, Kang Dede Imam eta ustadz nu ngalerai,” sebutnya.
Dirinya mengaku, tidak mempermasalahkan perkelahian dirinya dan Otong sebagai duel laki-laki. Namun, atas pengeroyokan dari keluarga Orong itu, dirinya melaporkan balik ke Polres Kuningan. Dirinya juga di visum karena terdapat lebam di bagian wajah.
Dirinya menganggap, apa yang Otong ceritakan dalam laporan sebelumnya itu, tidak sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan. (eki)