KUNINGAN (MASS) – Menjadi mualaf bukan hanya perjalanan spiritual, tetapi juga proses adaptasi sosial yang tidak selalu mudah. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, banyak mualaf di Kuningan yang menghadapi tantangan besar setelah memilih Islam sebagai keyakinan baru mereka. Dukungan dari Mualaf Center Indonesia Peduli (MCIP) Kabupaten Kuningan menjadi sangat penting dalam membantu mereka menjalani kehidupan dengan lebih tenang dan terarah.
Namun, perjalanan para mualaf tidak berhenti pada penerimaan keyakinan baru. Ada satu tantangan besar yang harus dihadapi, yaitu bagaimana mereka dapat tetap menjaga hubungan dengan keluarga dan masyarakat yang memiliki latar belakang kepercayaan berbeda? Di sinilah MCIP memainkan peran penting, tidak hanya sebagai pusat pembinaan keagamaan, tetapi juga sebagai jembatan harmoni di tengah keberagaman.
Menurut Ketua MCIP Kuningan, Dr. Insan Nulyaman, proses menjadi mualaf tidak selalu mendapat penerimaan yang mudah dari lingkungan sekitar. Pada beberapa kasus, ada yang mengalami tekanan dari keluarga, bahkan sampai mengalami perundungan sosial.
“Banyak dari mereka yang datang kepada kami dalam keadaan bingung dan takut. Ada yang kehilangan dukungan keluarga, ada juga yang menghadapi diskriminasi di tempat kerja atau lingkungannya,” ujarnya dalam podcast bersama Kuningan Mass, Rabu (12/3/2025).
Untuk itu, MCIP menekankan pentingnya pendekatan yang bijaksana bagi para mualaf dalam berinteraksi dengan lingkungan asal mereka. Salah satu hal yang selalu ditekankan adalah pentingnya menjaga silaturahmi, meskipun ada perbedaan keyakinan.
“Kami selalu mengingatkan para mualaf untuk tidak bersikap konfrontatif atau menjelek-jelekkan keyakinan sebelumnya. Islam mengajarkan toleransi, dan kami ingin mereka tetap menghormati keluarga serta lingkungan mereka,” tambahnya.
Di Kabupaten Kuningan, keberagaman kepercayaan sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Beberapa daerah, seperti Cigugur, dikenal memiliki komunitas keagamaan yang beragam. Keberadaan mualaf di lingkungan seperti ini tentu menghadirkan dinamika tersendiri.
MCIP Kuningan berupaya untuk mengurangi potensi gesekan dengan terus melakukan komunikasi dengan berbagai pihak, termasuk tokoh masyarakat dan pemuka agama lain. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah dengan membangun dialog antaragama dan mendorong mualaf untuk tetap terlibat dalam kegiatan sosial bersama lingkungan sekitarnya.
“Keberagaman adalah bagian dari kehidupan kita. Kami ingin para mualaf tetap merasa menjadi bagian dari masyarakat, tanpa harus kehilangan jati diri mereka yang baru,” jelas Insan.
Selain itu, MCIP juga berkolaborasi dengan organisasi lain seperti MUI dan Baznas untuk memastikan para mualaf mendapatkan bimbingan dan dukungan yang tepat, baik dalam hal keagamaan maupun kesejahteraan sosial. Salah satu tantangan lain yang dihadapi para mualaf adalah bagaimana menyeimbangkan antara keyakinan baru dengan tradisi budaya yang telah lama melekat dalam kehidupan mereka.
“Banyak yang bertanya, apakah setelah menjadi mualaf mereka harus meninggalkan seluruh tradisi budaya mereka? Kami selalu menjelaskan bahwa selama tradisi tersebut tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam, maka tidak ada masalah untuk tetap menjaganya,” katanya.
MCIP mencontohkan beberapa praktik budaya lokal yang masih bisa dipertahankan oleh para mualaf, seperti kegiatan gotong royong, upacara adat yang bersifat sosial, dan seni budaya daerah. Dengan pendekatan ini, MCIP ingin memastikan bahwa menjadi mualaf tidak berarti harus kehilangan akar budaya mereka.
Di masa depan, MCIP Kuningan berharap dapat memperluas jangkauan programnya untuk semakin banyak membantu para mualaf dalam proses adaptasi sosial mereka. Tantangan memang ada, tetapi dengan pendekatan yang tepat, para mualaf dapat hidup berdampingan secara harmonis dengan masyarakat di sekitarnya.
“Semoga dengan langkah-langkah ini, MCIP dapat membuktikan bahwa menjadi mualaf bukanlah akhir dari identitas sosial seseorang, tetapi awal dari perjalanan baru yang tetap dapat selaras dengan keberagaman yang ada,” pungkasnya. (argi)
Tonton selengkapnya disini :