KUNINGAN (MASS) – Meski ada acara rekor tape terpanjang. Justru yang ditunggu warga adalah Babarit. Pasalnya, dalam Babarit warga akan berburu nasi pincuk dan nasi tumpeng raksasa.
Begitu juga dengan Babarit 2018 yang digelar mulai jam 08.00 WIB di Depan Pendopo Kuninhan. Meski Bupati Acep Purnama belum beres mencicipi tumpeng warga sudah menyerbu.
Awalnya mereka memburu nasi pincuk. Setelah beres mereka memburu nasi tumpeng. Untungnya bisa dicegah dan bupati pun melanjutkan sambutan.
Tapi ternyata mereka tidak tahan dan langsung menyerbu. Dalam sekejap nasi tumpeng ludes. Nasi tumpeng sendiri bercorak merah putih seperti bendera Indonesia.
Dari pantauan kuninganmass.com sejak pagi warga sudah menantikan momen berburu tumpengnya. Uniknya dari mereka ada yang membawa nyiru alias tampah. Ada juga bawa karung ukuran kecil. Selebihnya adalah kantong kersek. Diantara mereka banyak yang sedikit kecewa karena ukuran nasi tumpeng tahun 2018 lebih kecil.
“Kalau bawa nyiru kan nasinya tidak tumpah jadi semua kebawa. Saya ingin berkahnya saja dari acara Babarit ini,” ujar ibu paruh baya yang membawa dua nyiru itu.
Sekedar informasi babarit (Ngabuburak Wewerit) digelar sebagai bagian dari perayaan menyambut Hari Jadi Kuningan ke 520 tahun. Hari Jadi Kuningan sendiri jatuh pada tanggal 1 september 2017.
Dari berbagi informasi yang kuninganmass.com himpun Babarit Kuningan adalah sebuah tradisi syukuran masyarakat agraris atas hasil panen yang telah diperoleh. Sekaligus juga memohon perlindungan kepada Allah SWT untuk dihindarkan dari berbagai masalah.
Tradisi berupa lantunan lagu-lagu Sunda buhun (lawas) dari juru kawih. Lalu, diiringi lagu tayuban kolaborasi alat musik tradisional seperti kendang, goong, gambang, rebab, saron penerus dan bonang serta tarian tradisional.
Adapun prosesinya adalah diawali doa bersama dan ditutup dengan makan bersama nasi kuning tumpeng dengan sajian pelengkap.(agus)
