KUNINGAN (MASS) – Audiensi yang dilakukan sejumlah pelaku seni, dan mengatasnamakan Komunitas Seni Kuningan (KSK) dengan Bupati Kuningan Acep Purnama di Pendopo, Selasa (27/7/2021), tenyata tak semuanya ‘direstui pelaku seni di Kuningan.
Salah satu yang menyuarakannya adalah Nana Mulyana Latif, pelaku seni dan pencipta lagu.
Nana menilai, audiensi kemarin menuai kontroversi karena banyak pernyataan perwakilan dari KSK yang dianggap kurang pantas terhadap Bupati Kuningan.
Termasuk adanya dugaan ancaman yang menyinggung banyak pihak termasuk pelaku seni di Kuningan.
Pengarang lagu Titah Guru dan Sang Purasa ini merasa, beberapa pernyataan dan sikap dari perwakilan KSK dianggap tidak beradab dan sangat merendahkan Bupati yang notabene adalah orang tua bagi seluruh warga Kuningan.
Terlebih, beberapa peserta audiensi yang hadir dan ikut menyampaikan aspirasi berasal dari luar Kuningan, yakni warga Jakarta dan warga Kuningan yang sudah berpindah domisili ke Cirebon.
“Intinya, kami sadar kami anak nakal dan kadang berseberangan sama Bupati sebagai Bapak, tapi kalau Bapak kami dimarahi sama anak tetangga kami tersinggung dan marah besar,” geram Nana.
Menurut Nana, meski sebagai warga Kuningan dirinya dianggap sebagai anak nakal, dan banyak warga Kuningan lainnya yang bersebrangan dengan Bupati, namun itu sebuah dinamika keluarga, tapi kalau sudah warga luar Kuningan, kata Nana, itu lain cerita
“Ribut bapak dengan anak dalam urusan keluarga itu biasa, tapi kalau anak tetangga menghinakan bapak sendiri ya beda urusan. Ini masalah kehormatan keluarga,” tegasnya.
Dalam urusan kehormatan keluarga, Nana bilang dirinya tidak akan tinggal diam.
Ketika ada intervensi kepada Bupati Kuningan dari warga luar, seluruh warga Kuningan wajib untuk membela.
Dirinya meyakinkan, kini tengah berkoordinasi dan musyawarah dengan warga lainnya untuk menyikapi apa yang disebutnya ketersinggungan kehormatan ‘Bapak’ dimarahi ‘Anak Tetangga’.
“Kalaupun pihak yang bersangkutan meminta maaf didepan publik tentu kami akan memaafkan, namun setiap perbuatan harus ada konsekuensinya,” pungkasnya di akhir. (Eki)