KUNINGAN (MASS) – Program muatan lokal (Mulok) Gunung Ciremai resmi menjadi salah satu inisiatif unggulan di Kabupaten Kuningan, terutama dalam pendidikan. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan melalui Sekretaris Dinas, Rusmiadi, AP SSos MSi, yang memberikan penjelasan mendetail mengenai program ini.
Rusmiadi menjelaskan Mulok Gunung Ciremai telah dilaksanakan mulai semester ganjil tahun ajaran ini untuk jenjang pendidikan PAUD, SD, dan SMP. Hal itu dijelaskannya kala diwawancara di kantornya, Jalan Raya Sukamulya No. 06, Kelurahan Sukamulya, Kecamatan Cigugur.
“Kita sedang mulai sekarang itu sudah dilaksanakan di semester ganjil yaitu di jenjang PAUD dan SD dan SMP. Itu untuk SD itu di kelas 4 dan di SMP kelas 3 itu sudah dilaksanakan dan sudah berjalan ke seluruh satuan pendidikan mulai tahun sekarang. Untuk di semester ganjil ini dan bukunya sudah kita pakai sudah didapatkan oleh masing masing satuan pendidikan,” paparnya, Selasa (18/11/2025).
Sebelumnya, pada tahun ajaran lalu, program ini hanya dijalankan dalam skala piloting di sekolah-sekolah yang tergabung dalam Program Sekolah Penggerak. Namun, untuk tahun ajaran baru ini, aksesnya diperluas agar seluruh satuan pendidikan dapat berpartisipasi.
“Kalau tahun kemarin itu kita baru piloting, artinya hanya diberlakukan kepada sekolah sekolah yang bergerak, sekolah yang masuk PSB, program sekolah penggerak. Tapi untuk tahun tahun ajaran baru sekarang ini sudah kita laksanakan untuk semua satuan pendidikan,” tambahnya.
Rusmiadi menjelaskan inti dari Mulok Gunung Ciremai yaitu pentingnya pembelajaran yang tidak hanya teori, tetapi juga praktek nyata di lapangan. Program ini berfokus pada pembelajaran yang berkaitan dengan lingkungan hidup.
“Terkait dengan Mulok Gunung Ciremai itu adalah mata pembelajaran terkait lebih pada ke lingkungan hidup, pembudayaanana kita mencintai lingkungan, bagaimana kita membiasakan anak anak didik kita itu terkait dengan peduli terhadap lingkungan seperti itu. Karena di sini kan sifatnya ada pembelajaran pembudayaan,” jelasnya.
Banyak aspek yang diajarkan, mulai dari kebersihan hingga hemat energi. Termasuk mengembangkan rasa peduli anak terhadap lingkungan mereka, agar setiap siswa memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian alam. Program ini tidak hanya berlangsung di dalam kelas, tetapi juga melibatkan kegiatan luar ruangan yang langsung berhubungan dengan praktik lingkungan.
“Kami menggandeng siswa untuk terlibat dalam aksi lingkungan, seperti kegiatan menanam pohon, membersihkan lingkungan sekitar, dan berbagai kegiatan lain yang dapat membudayakan cinta lingkungan,” tandasnya.
Melalui kegiatan ini, diharapkan siswa dapat merasakan langsung dampak dari tindakan mereka terhadap lingkungan. “Jadi bukan semata mata hanya membahas tentang keterkaitan dengan Gunung Ciremai, tapi bagaimana kita membangun, membudayakan kepada anak didik bahwa anak didik mempunyai kecintaan kepada lingkungan terkait kebersihan,” pungkasnya. (raqib)





















