KUNINGAN (MASS) – Gelaran mutasi dan rotasi di lingkup Pemkab Kuningan merupakan hal yang dinanti terutama bagi pejabat yang ingin naik ke tempat “basah”.
Isu sogokan dalam mutasi bukan kabar burung, namun sejak lama selalu berhumbus kencang. Meski buktinya sulit didapat karena praktek seperti ini tidak ada hitam diatas putih layaknya jual beli barang legal.
Kuninganmass.com sejak lama mendengar kabar bahwa untuk naik jabatan atau untuk mutasi ke tempat basah selalu mengeluarkan uang. Bahkan, banyak pengakuan dari pejabat tersebut.
“Dulu, saya mah mau naik dari staf ke eselon IV, habis Rp14 juta. Kan saya tidak punya siap-siapa jadi meminta bantuan kepada orang yang punya chanel,” ujar salah satu pejabat kepada kuninganmass.com.
Baginya uang sebesar itu tidak menjadi masalah karena ketika naik jabatan akan tergantikan dari uang tunjangan dan gaji yang ikut naik.
“Hal seperti ini bukan hal baru tapi sejak lama. Selain menggunakan faktor kedekatan dengan penguasa, maka bagi kami yang tidak punya siapa-siapa calo adalah solusinya,” tandasnya.
Terpisah, Sekda Kuningan Dr H Dian Rachmat Yanuar MSi yang dikonfirmasi mengenai praktek ini tidak menampik kabar itu.
“Tah eta, Saya sudah beberapa kali mendengar dan sudah beberapa kali menyampaikan jangan menggunakan praktek seperi itu,” ujar sekda, Rabu (19/8/2200) pagi.
Sekda meminta kepada kuninganmass.com memita info hal itu. Siapa pelakunya ddan menggunakan jalur siapa?
“Tah nu kieu teh bingung. Sok sebut wae, Supados abdi tiasa mendaklanjuti. Kadang bao aya oge nu ngajujual nami,” ujarnya dengan Bahasa Sunda.
Tentu harapan besar ada di sekda dan juga bupati untuk menindaklanjuti hal ini. Pasalanya, kenaikan pangkat bagi PNS merupakan hak berdasaarkan kinerja mereka.(agus)