KUNINGAN (MASS) – Pencanangan Kuningan sebagai Kabupaten Angklung sejak 2017, mulai kembali didorong tahun 2024 ini. Salah satunya yang paling terlihat adalah dengan digelarnya Forum Grup Discussion (FGD), pada Sabtu (9/3/2024) kemarin.
Tidak hanya FGD yang digelar dengan melibatkan puluhan tokoh pendidikan, kebudayaan, media dan seniman bertajuk “Kuningan Kabupaten Angklung, Angklung Diatonis Daeng Soetigna dan Kutjitc (Kuwu Citangtu) Kuningan” kemarin saja, angklung wacananya akan masuk ke sekolah.
Bahkan, ada wacana angklung bakal menjadi muatan lokal dalam kurrikulum pendidikan sekolah, mulai dari tingkat terbawah, hingga sekolah lanjutan di Kabupaten Kuningan.
“Sejak 2017 Kuningan dinobatkan jadi Kabupaten Angklung, tapi dalam perjalanan nampaknya kita perlu keseriusan, dalam arti kata apakah benar masyarakat aware dengan angklung,” kata Pj Bupati Kuningan, Raden Iip Hidayat setelah membuka FGD.
Pj Bupati ingin melihat gambaran lebih jauh soal angklung di Kuningan, dari hulu ke hilir, mulai dari bahan pembuatan angklung, produksi alat musiknya, pemasaran, hingga edukasi pembelajarannya.
Raden Iip yang mengaku sudah pernah menjadi pembina angklung itu mengatakan, bahwa alat musik dari bambu itu sifatnya universal. Bisa untuk musik daerah, nasional bahkan internasional.
Namun, yang lebih penting lagi kata Pj Bupati, angklung harus bisa menjadi kebutuhan, keunggulan dan ciri khas dari Kuningan, yang memang jadi tempat kelahirannya.
“FGD ini untuk merumuskan itu, bagaimana semua stakeholder ngumpul bikin formulasi agar Kuningan jadi Kabupaten Angklung,” kata Raden Iip menjelaskan.
Senada, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kuningan U Kusmana M Si yang menjadi leading sektor, mengatakan bahwa FGD tersehut nantinya akan menghasilkan rekomendasi tahapan menuju Kabupaten Angklung.
“Bisa saja nanti jadi kurrikulum muatan lokal, nanti SD – SMA bisa mengenal dan bermain angklung,” kata U Kusmana.
Bukan hanya wacana, di tahun ini Disdikbud bahkan sudah membuat Surat Edaran yang ditujukkan ke seluruh satuan pendidikan yang dinaunginya, agar sekolah membeli angklung.
Meski begitu, ia mengaku pihaknya tidak akan cawe-cawe ke sekolah agar membeli angklung di satu tempat saja. Sekolah, bisa membeli angklung dimana saja, yang terpenting seniman/UMKM Kuningan.
Nantinya, tidak hanya sekolah, hotel dan pelaku usaha lainnya akan didorong untuk membumikan angklung di Kuningan. Mulai dari memamerkannya, memainkannya, hingga menulis sejarahnya, entah itu versi pendek ataupun panjang.
Bahkan, ia juga ingin acara SKPD/pemerintahan, bisa menghidupkan angklung dalam kegiatannya, tidak hanya mengundang band atau kesenian lainnya.
Dalam acara itu, di susunan undangan ada nama H Acep Purnama, mantan Bupati Kuningan. U Kusmana, mengatakan itu bentuk penghargaan karena launching Kabupaten Angklung ada di era Acep.
“(Emang pak Acep mau didorong lagi jadi Bupati atau seperti apa pak?) Saya no coment, itu unsur politik,” kata U Kusmana, menegaskan bahwa acara tersebut, hanyalah untuk menghidupkan wacana yang sejak lama dicanangkan. (eki)