KUNINGAN (MASS) – Anggota DPRD Kabupaten Kuningan, Susanto (F-PKB), menegaskan bahwa pelaksanaan Tour de Linggarati, perlu evaluasi serius.
Pasalnya, agenda tahunan Kabupaten Kuningan yang digadang-gadang sebagai ajang promosi wisata itu, perlu dihitung ulang apa manfaat dan madharatnya, untung atau buntung.
“Tentu kita harus berterima kasih sebesar-besarnya terutama untuk Pak Andi Ghani (Ajaib) dan BJB, sebagai sponsor utama kegiatan TdL. Mereka mengeluarkan materi yang tidak sedikit untuk Kuningan,” kata Susanto, Senin (15/9/2025).
Meski begitu, ada beberapa catatan yang diterima Susanto, yang keresahan itu ia terima dari masyarakat, soal pelaksanaan TdL 2025. Karenanya, anggota dewan dari Dapil 5 itu menilai perlu ada evaluasi dari pelaksanaan TdL.
Hal pertama yang jadi sorotan adalah tertutupnya UMKM sekitar kota, terutama selama hari pelaksanaan. Dan juga, kata Susanto, belum terdengar ada kompensasi bagi pedagang terdampak.
“Pedagang itu kan penghasilannya harian. Hari Minggu, harusnya jadi paling rame. Kasian kalo sampai gak ada kompensasinya,” ujarnya mengingatkan Pemda.
Susanto kemudian menyoroti klaim TdL sebagai pendongkrak ekonomi daerah dan even promosi wisata, tentu harus dibuktikan dengan penelitian atau kajian serta survey serius.
Selain keluhan pedagang yang diterimanya, ia juga belum tahu persis, apakah benar industri wisata betul betul terbantu dengan adanya evan TdL.
“Jangan sampai, saat dihitung, ternyata Kuningan ini lebih banyak ruginya daripada untungnya,” tuturnya.
Ia kemudian menyarankan, ada semacam lembaga independen yang menghitungnya dengan tepat. Mana faktor yang jadi keuntungan, dan mana faktor sebaliknya.
Selain soal mata pencaharian yang terganggu bagi sebagian pedagang, ia juga menyoroti hal hal teknis dari pelaksanaan TdL yang meski digelar dengan klaim tanpa APBD, tapi ada pikiran dan fokus pemerintah yang terbagi.
Belum lagi, meski tidak secara langsung, Pemkab Kuningan terlibat dalam pelaksanaan, serta dalam persiapan dan perjamuan tamu.
Susanto kemudian merinci hal teknis yang jadi sorotan, mulai dari perbaikan jalan yang terkesan dilakukan hanya untuk jalur TdL, bukan proposional dari tingkat kerusakan. Arus lalu lintas, hingga banyaknya insiden dalam TdL kemarin.
“Sekali lagi, TdL ini perlu evaluasi. Kalo baik, tentu harus dilanjutkan sebagai even tahunan. Tapi kalo ternyata lebih banyak madharatnya, ya mungkin harus ditinjau kembali, meskioun TdL ini dulunya digagas Pak Bupati saat jadi Sekda,” tuturnya. (eki)
