KUNINGAN (MASS) – Aktivis Kuningan, Eka Kasmarandana, menyoroti kekosongan jabatan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kuningan usai dilantiknya U Kusmana sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Kuningan.
Menurutnya, jabatan strategis di dunia pendidikan tidak boleh dibiarkan kosong terlalu lama karena berperan penting dalam menentukan arah pembangunan daerah.
Eka menegaskan dunia pendidikan merupakan jantung pembangunan daerah. Ia menyatakan sikap untuk turut mengawal proses seleksi calon Kepala Dinas Pendidikan yang baru.
“Jabatan strategis ini tidak boleh diisi berdasarkan kedekatan politik atau kepentingan pribadi, melainkan harus melalui mekanisme yang transparan, objektif, dan berorientasi pada mutu pendidikan,” tegasnya, Jumat (7/11/2025).
Menurut Eka, calon Kadisdik yang ideal haruslah sosok yang berintegritas, berpengalaman, dan memahami dunia pendidikan secara utuh. Ia menilai posisi tersebut tidak hanya membutuhkan kemampuan administratif, tetapi juga kepemimpinan yang mampu menggerakkan guru, menginspirasi siswa, serta menumbuhkan semangat belajar di setiap sekolah.
“Sosok ideal adalah figur yang mampu berpikir strategis tapi tetap dekat dengan realitas lapangan. Kadisdik harus punya kemampuan manajerial yang kuat, memahami tantangan kurikulum, serta berani berinovasi demi kemajuan pendidikan Kuningan,” tuturnya.
Eka juga menilai Bupati Kuningan memegang tanggung jawab moral yang besar dalam menentukan pejabat yang akan memimpin dunia pendidikan daerah.
“Bupati bukan hanya menandatangani SK pengangkatan, tetapi juga menentukan arah dan wajah pendidikan Kuningan untuk lima tahun ke depan. Satu keputusan yang salah bisa mengorbankan masa depan generasi muda, tapi satu keputusan yang tepat bisa membawa perubahan besar bagi mutu pendidikan,” ujarnya.
Ia menegaskan jabatan Kepala Dinas Pendidikan bukan untuk orang dekat, tetapi untuk orang tepat. Sosok yang dipilih harus berwawasan luas, berintegritas tinggi, dan memiliki jiwa pendidik sejati.
Eka berharap proses seleksi dilakukan secara terbuka, dengan menilai kompetensi, kinerja, dan komitmen calon terhadap peningkatan mutu pendidikan. Masyarakat, katanya, harus diberi akses untuk mengetahui rekam jejak dan visi setiap kandidat.
Menurutnya, gerakan pengawalan tersebut merupakan bentuk kepedulian masyarakat sipil terhadap masa depan pendidikan Kuningan. Ia menegaskan, keputusan Bupati dalam memilih Kadisdik akan menjadi cermin arah kepemimpinan daerah.
“Jika yang dipilih adalah sosok ideal, maka harapan pendidikan Kuningan akan tumbuh. Tapi jika tidak, masa depan anak-anak Kuningan bisa terancam hanya menjadi catatan dalam tumpukan kebijakan,” ujarnya
Lebih lanjut, Eka berharap Bupati mengambil keputusan secara bijak dan profesional, karena pengisian jabatan Kadisdik bukan sekadar formalitas, namun langkah penting menyiapkan masa depan generasi penerus Kuningan. (didin)
