Connect with us

Hi, what are you looking for?

Kuningan Mass

Headline

Aksi ‘Zul’ Ada yang Terluka, Mahasiswa Minta Polisi Evaluasi dan Minta Maaf

KUNINGAN (MASS) – Pada aksi massa yang digelar Jumat (9/10/2020) pagi menuntut mundurnnya Nuzul Rachdy dari jabatannya sebagai ketua DPRD Kabupaten Kuningan, sempat terjadi kericuhan.

Bahkan, dari kericuhan itu, sempat timbul korban dari kalangan mahasiswa yang harus masuk IGD.

https://kuninganmass.com/incident/terluka-saat-demo-dua-mahasiswa-dirawat-di-igd/
98

Karena itulah, massa mahasiswa yang tergabung dari berbagai kalangan seperti PC IMM Kuningan, PC KAMMI Kuningan, BEM STIS Husnul Khotimah, BEM Stikes Muhammadiyah Kuningan, serta BEM STKIP Muhammadiyah Kuningan itu, merasa keberatan serta tidak terima.

Mereka menuding bahwa korban dari pihaknya merupakan buah dari tindakan ‘represif’ oknum aparat keamanan.

Para mahasiswa dari berbagai kalangan tadi, menyatakan sikap menyayangkan dan meminta kepolisian untuk meminta maaf.

Hal itu diutarakan mereka, saat menggelar konferensi pers pada Sabtu (10/10/2020) sore di gedung STKIP Muhammadiyah Kuningan.

Hadir dalam konferensi pers tersebut, Ketua PC IMM Kuningan Sandi, Korlap aksi dari PC IMM Kuningan Achmad Irsyad Imanuddin, Korlap aksi dari PD KAMMI Kuningan Muhammad Ramadhan.

Hadir juga Presma BEM STIS Husnul Dendy, Presma BEM stikes Muhammadiyah Vikri, Korlap STKIP Muhammadiyah Putra, serta salah satu korban yang sempat dilarikan ke IGD, yang merupakan pengurus PC IMM Kuningan, Ravi R Ramadhan.

Satu persatu, dari mereka menyatakan sikap keberatan, juga memberi kesaksian bagaimana moment yang terjadi di lapangan.

Ketua PC IMM Kuningan, Sandi misalnya, yang menyayangkan tindakan aparat keamanan sehingga salah satu kadernya, Immawan Ravi harus berdarah-darah.

Sandi, yang juga didahului keterangan Ravi, menjelaskan bahwa hal itu terjadi karena ada tendangan dari oknum aparat keamanan.

Bahkan, untuk memperkuat pengakuan, Ravi membawa baju dan celana jeans yang bercak darahnya masih menempel.

“Hal ini tidak seharusnya dilakukan aparat pada demonstran. Hal ini perlu ditindaklanjuti, bahkan harus meminta maaf,” tegasnya.

Sandi, yang juga ditegaskan oleh pemgakuan dari perwakilan satu-persatu menjelaskan bahwa sejak awal mereka datang baik-baik.

Meskipun sempat ada dorong-dorongan ketika aksi, Sandi menjelaskan tidak seharusnya ada oknum aparat yang bersifat represif.

Dijelaskan dalam konferensi pers tersebut, ternyata bukan hanya dua orang saja yang menjadi korban. Beberapa memang tidak mengalami luka serius dan hanya lebam atau memar.

“Terima kasih pihak keamanan atas pelayanannya, yang katanya sudah maksimal,” ujarnya satire.

Presma Husnul Dandy sempat juga menerangkan, ketika dirinya berada di depan sempat melihat ada oknum polisi bukan dari garda depan, yang tidak tau menau soal dorong-mendorong, malah lari ke garda depan dan membuat ‘pelayanan keamanan’.

“Saya harap, kedepan tidak ada lagi (tindakan represif, red) yang seperti itu,” harapnya.

Selain memberi kesaksian dan menceritakan kondisi di lapangan satu-persatu, mereka juga menegaskan bahwa aksi sejak awal tidaklah anarkis.

Advertisement. Scroll to continue reading.

“Tidak ada fasilitas umum yang rusak dan dirusak. Karena itu milik kita bersama,” jelas BEM Stikes Muhammadiyah, Vikri.

Pihaknya menyebut, selanjutnya dari mahasiswa akan melakukan visum, dan bukan hanya dari satu korban. (eki)

Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Headline

KUNINGAN (MASS) – Pada aksi massa yang digelar Jumat (9/10/2020) pagi menuntut mundurnnya Nuzul Rachdy dari jabatannya sebagai ketua DPRD Kabupaten Kuningan, sempat terjadi...

Advertisement