KUNINGAN (MASS) – HUT RI ke 72 dirayakan dengan berbagai cara. Kodim Kuningan 0615 sendiri memilih melakukan Murojaah dan Do’a Bersama untuk Indonesia Lebih Kasih Sayang.
Kegiatan bertajuk 17.17.17 (tanggal 17 tahun 2017 jam 17.00 WIB itu dihelat di Makodim. Doa bersama dihasil kerjasama dengan Pimpinan Ponpes As-Sidqu dan Majelis Rosululloh yakni Habib Qurasy Al Baharun.
Total ada 2.000 yang hadir baik itu kaum ikhwan maupun ahwat yang datang dari berbagai wilayah di Kuningan. Kegiatan ini mendapatkan respons yang sangat luar biasa karena dengan melakukan doa bersama maka memaknai HUT RI sangat terasa.
Agar doa yang dipanjatkan lebih khidmat maka arus jalan dari mulai pertigaan Juanda hingga perempatan Ciporang Uniku ditutup. Doa bersama sendiri berlangsung selama satu jam dan diakhir dengan kegiatan salat bersama.
Selain Dandim Kuningan Inf Letkol Inf Arief Hidayat, juga hadir Bupati Kuningan H Acep Purnama, Kapolres Kuningan AKBP Yuldi Yusman, Ketua MUI Abdlu Aziz Ambar Nawawi, Ketua PCNU Kuninan KH Aman Aminudin dan Ketua DPD Muhamdiyah Kuningan Drs Wachid.
Sementara di dua tempat lainnya pun digelar doa bersama. Untuk umat Nasrani di GKI Kuningan dan Budha Kelenteng Kun AN Tong. Doa bersama lintas agama berjalan lancar dan aman.
“Kegiatan ini sengaja kami gelar agar aksi 17.17.17 bermanfat sehingga kemerdekaan diisi oleh hal positi. Dalam merebut kemerdekaan para tokoh bangsa utamanya para ulama saat itu mampu menjadikan pilihan Merdeka atau Mati sebagai senjata pamungkas,” tandas dandim.
Samentara itu, Bupati Kuningan H Acep Purnama mengatakan, ketika semua bisa berkumpul dalam satu kegiatn positif. Maka, ketiak bisa berkumpul saat ini adalah sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat kemerdekaan.
Oleh karena itu sebagai wujud syukur maka semua melakukan doa bersama agar semua tetap menjalin dan menjaga persatuan dan kesatuan untuk bangsa Indonesia yang berkeadilan dan makmur.
Habib Qurasy Al Baharun juga ikut menambahkan, peran ulama sebelumnya ada TNI sangat besar karena mereka menjadi tokoh central melawan penjajah. Sudah seharus kita menyempatkan untuk berdoa kepada para pejuang itu.
“Banyak nyawa melayang, maka kita harus mengisi kemerdekaan dengan hal positif. Dan tentu mengirimkan doa kepada para tokoh yang sudah meninggal karena jasa mereka bisa seperti ini,” jesalnya. (agus)