KUNINGAN (MASS) – Pusat perdagangan yang bikin susah berdagang. Malioboro aja gak ditutup permanen. Kalimat itulah yang dicurhatkan salah satu pengusaha yang menyewa ruko di pertokoan Siliwangi, M Fariid Nugraha. Ia menulis hal tersebut dalam curhatan terbuka di media sosial, soal penutupan permanen akses Jalan Siliwangi.
Dikatakan Fariid, fenomena hampir 1 minggu jalan utama Siliwangi ditutup ini mengingatkan akan memori PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) saat covid-19 melanda di Indonesia. Dan menurutnya, penutupan permanen ini kurang tepat karena beberapa alasan.
“(Pertama) Jalan yang ditutup adalah pusat perdagangan, yang artinya butuh keramaian sebagai pengunjung orang untuk datang. Ketika ditutup otomatis seperti jalan yang mati suri,” kata Fariid, Rabu (24/4/2024).
Poin kedua, lanjutnya, pusat kota kuningan tidak sebesar di kabupaten/kota lainya sehingga jalan Siliwangi memang menjadi centre of business nya Kuningan. Karenanya, ketika ditutup justru malah menimbulkan rasa janggal dimana pusat keramaian tapi tidak ramai.
Alasan ketiga, kata Fariid, pemilik toko di area sekitar ruko Siliwangi kebanyakan toko perhiasan, elektronik dan perlengkapan dengan jam operasional sampai sore hari. Karenanya, ketika malam dan kondisi gelap, justru berpotensi menjadi tempat kejahatan dan tindakan asusila.
“Jika ingin ditutup persiapkan pengundang semut di area jalan yang ditutup. Misalkan wayang golek 7 hari 7 malam, lomba balap kerupuk, konser band, adu bagong dan lain-lain,” tuturnya.
Poin selanjutnya, area pertokoan Siliwangi menurutnya tidak layak dan jauh bumi langit jika diibaratkan dengan keinginan awal Pemda, yakni membuat ara pertokoan Siliwangi seperti Malioboro – Jogjakarta. Apalagi, Malioboro pun tidak ditutup permanen.
Penolakan tentang penutupan total jalan di area pertokoan Siliwangi, dikeluhkan banyak pengusaha. Bukan tanpa alasan, pertokoan Siliwangi merupakan bangunan milik pemerintah yang disewa cukup mahal dan dalam jangka panjang oleh para pengusaha. Di saat baru saja pembaharuan kontrak di tahun lalu, penutupan akses jalan ini dianggap merugikan pengusaha pertokoan Siliwangi. (eki)