KUNINGAN (MASS) – Pelaksanaan Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Kuningan terus mendapat sorotan. Dalam sepekan kemarin, banyak kejadian yang cukup heboh soal MBG.
Atas hal tersebut, Ketua Satgas MBG Kabupaten Kuningan U Kusama, Sekda Kuningan, mewarning keras kepada dapur-dapur MBG, terutama soal higienitas.
Soal beberapa fenomena yang terjadi, mulanya Sekda mengaku pihaknya saat ini masih menginventarisir masalah alias belanja masalah.
“Melihat fenomena yang terjadi, memang setiap minggu ada fenomena terkait MBG, terutama terkait makanannya,” kata U Kusmana, membenarkan.
Olah Makanan Tak Pakai Sarung Tangan
Pekan kemarin, beredar video masak dari SPPG Ciporang, yang diupload di akun resmi, dan kedapatan mengolah makanan tanpa menggunakan sarung tangan.
Hal ini menuai polemik di publik. Apalagi, menu MBG itu disajikan untuk banyak siswa yang notabene anak-anak. Karena hal itu juga, Sertifikat Laik Higenis Sanitasi pun dipertanyakan.
“Terkait MBG, terutama SPPG yang tidak higenis, saya prihatin dan menyesal masih ada SPPG dan SPPI teledor seperti itu, menyalahi aturan Juknis,” ujarnya, Minggu (16/11/2025).
Sekda juga menghimbau SPPG dan SPPI harus betul-betul melaksanakan operasional itu sesuai Juknis menyajikan makanan yang sudah diatur. Penyajian makanan harus benar-benar bersih, aman higeinis.
“Kalo berulang, SPPG tersebut sudah berkordinasi dengan Korwil, tentunya akan mengambil langkah-langkah (tegas). jika terus melakukan indisipliner. Itu kan ada aturannya,” kata U Kusmana.
Dugaan Susu Kotak Kadaluarsa
Setelah soal olah makanan tanpa sarung tangan, muncul juga potret susu yang disebut-sebut kadaluarsa di Desa Widarasari Kecamatan Kramatmulya. Foto susu tersebut diupload ke media sosial.
Soal susu kadaluarsa ini buru-buru dibantah. Kasatgas bilang, hasil konfirmasinya ke Korwil SPPI, menyebut kesalahan membaca angka semata, karena tidak jelas.
“Ternyata (soal) expired susu, saya konsultasi dengan Korwil (SPPI) Nisa, diklarifikasi, itu tidak benar katanya. Hanya penanggalannya saja kurang jelas harusnya 2026 terlihat 2025, ini berdasarkan dari keterangan Korwil Nisa ya,” jelas U Kusmana.
Dugaan Telur Busuk di Sindangsari Kecamatan Luragung
Tak hanya sampai disitu, isu tebtang MBG juga muncul dari kawasan Kuningan timur, dimana 19 penerima MBG mengaku mendapat telur busuk.
Meski telur busuk, tidak dilaporkan ada yang sakit akibat hal tersebut alias belum dikonsumsi.
“Saya tadi langsung koordinasi dengan Korwil dan minta dicek langsung kebenaran informasi tersebut ke pihak SPPG nya,” kata U Kusmana, di grup MBG.
Jawaban Korwil, kata U Kusmana, membenarkan adanya beberapa telur busuk, dan rencananya akan diganti pada hari Senin.
Aspirasi Petani Ikan Lokal yang Belum Terakomodir
Di luar fenomena-fenomena tadi, Sekda juga mengamini bahwa banyak aspirasi tentang MBG, termasuk dari petani ikan di Waduk Darma, yang merasa belum terlibat.
“Terkait ada beberapa aspirasi petani ikan, saya sudah sampaikan minta ke SPPG mengakomodir, agar petani ikan bisa hidup,” ujarnya.
Sekda beranggapan, dengan akomodir tersebut, akan berefek ke petani ikan secara ekonomi, selain tentu pemenuhan gizi.
“Saya pastikan seminggunya satu atau dua kali harus menggunakan menu ikan, yang diambil dari Petani Waduk Darma, kearifan lokal,” jelasnya. (eki)






















