KUNINGAN (MASS) – Aksi dari Forum Komunitas Penggiat Alam Kuningan (FKPAK) di depan pendopo Kuningan yang melakukan aksi teaterikal dan pengumpulan koin PAD, membuat Bupati Kuningah H Acep Purnama meradang.
“Ya tadi pagi saya melihat ada aksi. Saya juga ada di sana. Cuman saya tadi lihat ada pengumpulan koin untuk PAD. Oh Sorry yah saya tidak perlu koin aksi seperti itu. Itu sangat menyinggung perasaan, Jangan gitu lah. Ada cara lain,” ujar Acep dengan menggerak tangan kanan israt tidak, di Hotel Purnama Mulia Cigugur, Mingggu (1/3/2020).
Acep yang menggunakan kaos merah mengatakan, kalau ada perbedaan pandangan antara pihaknya dengan penggiat lingkung tidak harus perlu seperti itu caranya. Pihak ingin merubah statatus TNGC menjadi Tahura dan ini mendapatkan dukungan dari mitra yakni DPRD.
“Kami hanya ingin mengembalikan kedaulatan kewenangan kepada pemerintah daerah. Dengan catatan. Satu yang harus catat, Isya Allah tidak akan merusak,” tandasnya.
Acep mengaku tidak menuduh kalau hari ini dikelola oleh TNGC lebih rusak. Tapi kenyataan beberap hari lalu terjadi kebakaran sampai 1.400 Ha. Itu tidak pernah terjadi pada saat kawasan Ciremai dikelola oleh pemeritah daerah.
Poin yang kedua lanjut dia, disaat kebakaran, Pemkab Kuningan yang dibuat sibuk, konon itu bukan wilayah Kuningan. Tapi karena berangkat dari sebuah kepedulian itu berada di wilayah Kuningan, maka sebagai bupati bertanggungjawab.
Sementara itu poin ketiga terkait kawasan-kawasan yang berada di wilayah Gunung Ciremai, ia sepakat sejak awal pembagian 3 zonasi. Hanya di dalam realisasinya harus konsekuen., dimana yang namanya zona kolaborasi atau zona pemanafaatkan harus dikelola bersama-sama.
“Jangan seperti sekarang. Kami seolah-olah pemerintah daerah tidak diberi kedaulatan, tidak diberi kewenangan untuk mengolah, menata,” tambahnya.
Dengan mengolah dan menata itu, pihak Pemka Kuningan bukan untuk merusak. Justru untuk memanfaatkan yang tadinya terbengkalai menjadi baik sehingga termanfaatkan .
“Intinya aksi tadi pengumpulan koin jangan lah karena menyinggung. Tadi kami juga melihat ada patung. Disitu seolah dengan perubahan status TNGC itu akan hadir cukong-cukong dan investor yang akan merusak. Oh punten pak, itu bukan maksu kami,” ujarnya lagi.
Sebagi bupati ia yakin masih cinta kepada tanah Kabupaten Kuningan, pihaknya juga lebih cinta ke tanah NKRI. Bupati juga menyakinkan tidak ada pengelolaan atau penguasaan tanah berlebihan untuk sesuatu yang tidak bermanfaat.
“Catat itu. catat sekali lagi. Apa bedanya sekarang dikelola oleh seorang 2 orang 3 orang. Termasuk memberikan kewenangan kepada siapapun juga untuk membangun destinasi wisata. Sementara izin-izin tidak ditempuh. Hargai dong keberadaan kami pemerintah daerah,” tandasnya.
Pemkab Kuningan punya kewenangan untuk mengeluarkan izin termasuk mencabut perizinan, mencabut dan melarang aktivitas yang ada diwilayah Kuningan. Kalau saat ini pemkab mengevaluasi keberaaadan TNGC menurutnya sudah saatnya.
Diterangkan, saat ini kebaradaan TNGC dalam rangka pengelolaan kawasaan gunung Ciremai dirasakan kurang bermanfaat untuk kepentingan masyarakat yang lebih luas dan juga untuk pelestarian alam dan lain sebagainya.
Acep bercerita mengenai pengalamanya pribadi dimana pada saat naik motor ke sana. Ia tiba-tiba diberhentikan dengan alasan itu bukan jalur motor. Namun, tiba-tiba dalam waktu bersamaan keluar mobil-mobil Pajero sebanyak 15 unit dan itu dikawasan Lambosir.
“Apakah itu salah, kalau saya hari ini ada sedikit keras. Pokoknya saya ingin kedaulatan kawasan wilayah Kabupaten Kuningan. Berikan kewenangan kepada daerah untuk mengelola,” ucap Acep.
Sementara itu, menurut Maman Majique Ketua FKPAK, mengenai pengumpulan poin merupakan gerakan moral bahwa FKPAK perlu mendukung atau memberikan inspirasi kepada Pemda bahwa koin saat ini dinggap tidak berguna dan paling rendah sehingga sering digeletakan di laci-laci dan oleh FKPAK dikumpulkan.
Selain untuk membuktikan ke Pemda lanjut pendiri LSM Akar ini, bahwa sekecil apapun power yang dimiliki, kalau digabungkan kekuatannya akan menjadi besar. Sekecil apa pun peluang di PAD yang ada di Ciremai kalau dikelola dengan benar Insya Allah akan menjadi PAD yang besar.
“Kita bukan mau memberikan itu secara riil ke Pemda cuman mau ngasih gambaran, teguran, sindiran. Ayo kita kelola peluang yang kecil tidak usah mengutak-atik Ciremai lah. Da peluang teh udah banyak, tinggal memanfaatkannya dengan benar. Memanfaatkan sudah, tapi karena tidak benar akhirnya tidak merasa punya manfaat dari situ,” tandasnya. (agus)
