KUNINGAN (MASS) – Dunia photography memang berkembang pesat. Apalagi dengan adanya kemajuan digital, dan tool yang lebih sederhana.
Tentu dengan diimbangi pengetahuan dan insting yang pas, kini banyak yang terjun di dunia lensa. Termasuk di Kuningan.
Di Kuningan sendiri, salah satu yang sudah cukup dikenal adalah Aziella Photograph.
Brand yang dikembanhkan Deni Muhammad Tanzil ini, meski mulai diprofesionalisasi sejak 2018, ternyata namanya sudah dibangun sejak lama.
Pada kuninganmass.com, Deni bahkan mengaku sudah hobi dunia photograghi sejak 2011 lalu.
Setelah lulus dari SMAN Cilimus pada 2010 lalu, Deni memang bekerja di pabrik luar kota. Namun hobinya memotret tidak hilang, meski awal-awal hanya menggunakan HP.
“Pas sekolah itu, ada temen-temen yang suka insecure-an. Terus ya saya cobain foto-in, katanya bagus (angle nya bagus),” cerita Deni beberapa waktu lalu kenapa awalnya tertarik di dunia potret.
Nama Aziella sendiri, diambil dari abjad yang bermula dari A sampai Z. Sedangkan kata ‘Iella’ diambil dari bahasa arab yang artinya tanpa terkecuali.
Lelaki asal Cilimus itu mengaku, nama Aziella diartikan sebagai dunia photographi serta segmennya yang harus dikuasai dan bisa diberikan pada pelanggan, dari A sampai Z tanpa terkecuali bisa.
Sebagai brand yang mulai profesional (berbayar) pada 2018 lalu, Deni mengaku memang tidak mudah.
Saat itu, dirinya keluar dari pekerjaan di pabrik dan hanya memiliki kamera DSLR. Terbesitlah untuk terus menekuni hobinya.
Awal-awal, dirinya mengaku hanya mengedit hasil jepretannya via HP. Saat itu, tidak semuanya mendukung atau support penuh.
Ada saja yang tidak meyakinkannya. Namun, Deni memilih terus fokus hingga sekarang.
“Saat kita mau serius menekuni hobi, ya ada aja yang naanya pesimis. Harus punya modal lah, apa lah. Tapi ya ada juga yang ngasih semangat, sedikit-sedikit sambil ngumpulin peralatan,” sebutnya.
Mulanya, Aziella sering memperkenalkan diri sebagai photographer di medsos, terutama Instagram.
Lajang ini sering hunting, bahkan memberikan foto gratis untuk menambah fortopolio di Instagram. Yang penting, orang tahu dirinya bisa moto.
“Kalo sekarang lebih banyak di wedding. Tapi ya wedding juga kan cakupannya banyak, mulai dari tunangan, pre-wed, resepsi, maternity, sampai family,” terangnya.
Selain banyak di wedding, Deni juga mengaku enjoy dengan foto produk.
Bahkan, dulunya juga sempat ikut EO untuk dikumentasi kegiatan atau event sebelum kini mantap berdiri.
“Alhamdulillah, sekarang mah alat buat wedding mah lengkap. Ya kedepan, adalah keinginan punya studio mah, jalan, bisa autopilot,” harapnya.
Ditanya perihal dunia photogragi, Deni menjelaskan memang saat ini tengah transisi.
Transisi dari dunia lensa yang lama, bermain di lighting manual, dan dunia baru yang lebih mengandalkan nuansa saat mengedit.
Apalagi, banyaknya photographer yang lahir belakangan memang diakuinya pandai memberikan nuansa-nuansa baru, meski secara teori, kadang lightingnya ngaco dan sebagainya.
“Kita ya ikut pasar aja. Klien pengennya banyak di tune, kita juga gunakan. Lebih suka yang mainnya di lighting, ya itu juga jelas kita harus kuasai, karena kan dasarnya dari situ,” ucapnya.
Lalu kondisi di masa pandemi sendiri, Deni mengaku bersyukur karena job tetap ada meski cukup berkurang.
Namun, dirinya tak kehabisan ide, selain menjual hasil jepretnya, dirinya juga menyediakan bingkai, cermin dan peralatan lainnya.
“Kuncinya konsisten. Berani perih dan tau tujuannya mau kemana. Orang yang bisa hidup dan ada hasil dari hobinya, itu berhasil. Karena kan kalo udah suka, ya seperih apapun dijalani,” pesannya di akhir. (Eki)