KUNINGAN (MASS) – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia yang dikepalai Nadiem Makarim mempunyai program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dengan berbagai kegiatan didalamnya, salah satunya yaitu Kampus Mengajar dan menjadi angkatan 1 di tahun ini.
Melalui kampus mengajar ini, mahasiswa dapat mengembangkan serta menyalurkan rasa kepeduliannya terhadap pendidikan Indonesia umumnya di perkotaan dan khususnya di pedalaman. Tantangan demi tantangan dapat dirasakan melalui kegiatan ini.
“Saya sangat mengapresisasi kegiatan Mas Menteri ini, hal ini dapat menjadi gerak pembaharuan dan pengalaman bagi adik-adik mahasiswa agar lebih sadar akan pentingnya sebuah pengabdian,” begitu tanggapan Kepala Sekolah SD Negeri 1 Citundun Kuningan yang jadi salah satu sasaran program.
Bersyukur sekali, saya menjadi salah satu perwakilan dari Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta untuk mengabdi melalui Kampus Mengajar angkatan 1 di SD Negeri 1 Citundun, kabupaten Kuningan. Beruntungnya, saya tidak sendirian, teman-teman yang berasal dari UNINDRA, UPI, UNPAS dan UNSIL ini pun bertugas di tempat yang sama. Kami bersatu dengan latar belakang Universitas yang berbeda.
Dalam penugasan selama 3 bulan ini, saya mendapat 3 poin penting yang sebisa mungkin dapat dilaksanakan, diantaranya yaitu membantu Mengajar, membantu dalam Administrasi dan membantu Adaptasi Teknologi.
Tiap dari kami bertanggung jawab untuk mengajar 1 kelas. Saya pribadi bertanggung jawab mengajar di kelas 2 yang ternyata gampang-gampang sulit. Hal ini karena tidak semua dari mereka sudah pandai membaca ataupun menulis dan menghitung.
Pendalaman dalam “Calistung” atau Membaca, Menulis, dan Menghitung sangat diperlukan bagi mereka, karena dasar dari semunya yaitu membaca.
Selain itu, membantu adaptasi teknologi pun diajarkan khususnya pada siswa kelas 4 yang akan naik tingkat menjadi kelas 5. Mengapa demikian? Karena mereka akan dihadapkan dengan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang direncanakan oleh pemerintah pada tahun ini. Mereka belajar menyalakan personal computer (PC), mengetik di Microsoft Word dan belajar fitur-fitur didalamnya sampai mematikan personal computer (PC) dengan satu arahan. Mereka sangat antusias dalam melakukan praktik ini.
Perjalanan dari rumah menuju sekolah selama 1 jam bahkan lebih ini sudah menjadi tanggung jawab yang harus dilaksanakan. Karena pengabdian tidak memandang dimana kita bertugas, dengan siapa kita bertugas, dan darimana kita berasal. Diterima dengan hati yang lapang juga tulus akan menjadi bekal selama penugasan berlangsung. Dan, melihat siswa-siswi tersenyum bahkan tertawa pun sudah menjadi obat lelah juga letih yang dirasakan selama perjalanan ataupun pembelajaran.
Oleh : Asyifa Amalia Sanubari
Mahasiswa Sastra Inggris
Universitas Ahmad Dahlan Yogykarta