KUNINGAN (MASS) – Pemerintah Desa Kertayasa, Kecamatan Sindangagung terus berinovasi. Yang terbaru mengembangkan pengelolaan sampah menjadi sektor produktif melalui budidaya maggot.
“Proses ini dinilai paling efektif dan mudah di implementasikan, selain mengandung unsur edukasi, pemberdayaan masyarakat juga bernilai ekonomis,” kata Kepala Desa Kertayasa, Arief Amarudin, di Kuningan, Rabu (26/5/2021).
Maggot atau belatung merupakan larva dari lalat Black Soldier Fly (Hermetia Illucens, Stratimydae, Diptera) atau BSF.
Diterangkan, khusus di Desa Kertayasa saat ini sudah berjalan dua bulan dan berkembang saat ini sudah 30 orang masyarakat yang melakukan budidaya serupa.
Meskipun keluarga lalat, namun ukuran BSF yang dikenal sebagai lalat tentara ini, lebih panjang dan besar. Namun BSF tidak menularkan bakteri, penyakit, bahkan kuman kepada manusia.
“Maggot mengonsumsi sayuran dan buah. Tak hanya buah dan sayuran segar, maggot pun mengonsumsi sampah sayuran dan buah. Karenanya manggot sangat cocok digunakan dalam pengelolaan sampah organik,” paparnya.
Sementara itu, Praktisi formulator Pertanian, Sulistyo dalam berpendapat, sampah merupakan sumberdaya terbaharukan yang memiliki potensi dalam aspek tatakelola lingkungan juga bernilai ekonomi tinggi pada persoalan pemenuhan kebutuhan pangan keluarga (budidaya pertanian, peternakan dan perikanan).
Kuningan lanjut dia, sebagai kabupaten konservasi sudah semestinya fokus dan mulai melakukan pengelolaan sampah dari hulu sumber sampah, baik sekala rumah tangga maupun sekala komunal desa.
“Maka budidaya magot adalah salah satu solusi pengolahan sampah organik yg berefek multidimensional,” kata Sulistyo.(agus)