KUNINGAN (MASS) – Tulisan kali ini, kuninganmass akan mengulas perjalanan yang dilakukan dari Cipasung ke Subang sampai ke Cilebak.
Perjalanan yang memakan waktu 1-1,5 jam tersebut, memang perjalanan panjang dengan track yang luar biasa.
Bukan hanya karena memakan waktu lama, tapi juga kontur tanahnya yang turun naik, dan berkelok.
Sepanjang perjalanan kuninganmass.com, pemukiman sepanjang jalan tersebut memang cukup terpisah.
Dari Cipasung Cageur ke Cimenga misalnya, terpisah oleh jalan lenggang dengan pohon menjulang di setiap pinggirnya, cukup sepi untuk dilalui.
Pun begitu dari Cimenga ke Panawuan dan Cantilan. Ke Selajambe, lalu masuk ke area Kecamatan Subang ke Cilebak juga, ada beberapa.
Malah lebih terasa jika perjalanan bertujuan ke Ciwaru-Luragung lewat Cilebak. Lebih naik turun, berkelok dan sepi.
Untuk yang pertama kali, seringkali orang dibuat salah sangka tidak akan ada lagi pemukiman di depan sana. Beberapa pengakuan rekanan, bilang seperti itu.
Tapi soal pemandangan sebenarnya tak usah ditanya. Tentu, kontur perbukitan dengan pohon atau sawah selalu jadi kenikmatan tersendiri untuk mata. Andai, perjalanan setenang itu, kita bisa menikmatinya.
Tapi memang seperti itu, entah karena jauh dari pusat kota, atau memang medannya yang lebih berat, jalanan di sini tak pernah awet.
Bahkan, jika diingat-ingat, setelah perbaikan Tour De Linggarjati pada event 2019 lalu, jalan tak pernah awet.
Jalan yang hanya ditambal tipis-tipis, ternyata memang hanya dibuat untuk para pesepeda, lalu rusak setelahnya.
Nurkholik misalnya, warga Kecamatan Subang yang selalu merasakannya. Dirinya membenarkan saat TDL jalananya diaspal tipis-tipis, tepat beberapa hari menjelang event. Sayangnya, sudah rusak beberapa waktu setelahnya.
“Ayeuna rusak deui bae,” ujarnya ngedumel saat diwawancarai beberapa waktu lalu.
Memang, sepanjang jalan Cipasung Subang Cilebak, tak sulit menemukan jalan yang sudah rusak.
Beberapa memang hanya kerusakan kecil, beberapa hanya bolongan jalan, beberapa jadi wadah genangan, tapi beberapa sangat parah dilalui.
Titik-titik parah bisa dicek dengan mudah. Di Selajambe, sebelum area sawah lega jalan jadi tempat genangan.
Belum lagi titik sebelumnya disekitaran Cantilan, padahal terlihat ada mobil stum teronggok di sana.
Bergeser ke Subang juga tak lebih baik. Arah Desa Pamulihan yang notabene digadang jadi Jalan Provinsi misalnya, tak karu-karuan.
Sudah jelas jalan yang menghubungkan Desa Bangunjaya ke Bojong. Jalannya menurun tajam, tapi cornya ancur-ancuran.
Berita soal 40 titik perbaikan jalan seolah hanya semu belaka saat perjalanan menuju Cilebak.
Area Bahot misalnya, atau akses menuju Legokherang, soal jalan sepertinya semua sepakat, rabig.
Tapi memang selalu ada hiburan di sana. Sekali lagi, dengan langitnya yang terasa lebih dekat.
Gunungnya menjulang hijau, sawahnya terhampar melambai, perjalanan ini selalu jadi kenangan. (eki)