KUNINGAN (MASS)- Wilayah Kabupaten Kuningan yang terdiri dari 32 kecamatan dan 376 desa/kelurahan banyak menyimpan peninggalan sejarah.
Salah satunya dalah petilasan Pangeran Cakrabuana di gunung Ciremai. Peninggalan sang pangeran itu terletak tepat di gerbang Base Camp jalur pendakian Lingggasana, desa Linggasana, Cilimus.
Dikutip dari akun IG milik TNGC, bongkahan batu itu tampak berlumut dan dikelilingi tumbuhan Hanjuang (Cordyline sp).
Satu batu nampak berdiri setinggi 160 centimeter (cm) dengan keliling 80 cm. Satu batu lagi telentang seukuran batu berdiri. Bila diperhatikan kedua batu tersebut seperti Lingga Yoni.
“Menurut cerita yang saya dengar, bebatuan ini adalah petilasan Eyang Cakrabuana dari Cirebon. Beliau salah satu putra Prabu Siliwangi dari istri Nyi Subang Larang yang hidup pada abad ke 15,” ujar Ketua masyarakat Mitra Pendakian Gunung Ciremai (MPGC) Linggasana, Kang Adi.
Menurutnya, kedatangan sang pangeran bersama rombongan ulama dan santri ke sini dalam rangka syiar Islam.
“Iya. Jadi mereka duduk-duduk di sini sambil membahas perkembangan ajaran Islam di wilayah kekuasaan Kasultanan Cirebon,” katanya.
Dari peristiwa itu, ada sebagian orang yang mengganggap bebatuan ini ‘spesial’.
“Percaya atau tidak. Meskipun batu ini tak begitu besar, tapi tidak semua orang bisa memeluknya dengan sempurna,” ujarnya.
Konon bila tangan kanan berhasil memegang tangan kiri saat memeluk batu ini, maka keinginan akan terpenuhi.
“Beberapa orang yang sekarang bertahta memang pernah datang ke sini. Lalu saya lihat sendiri mereka berhasil memeluk batu ini dengan sempurna,” tutupnya.
Benarkah batu itu bertuah? Entahlah. Yang jelas, peninggalan karuhun mesti kita jaga sebagai cerminan masa lalu untuk menatap masa depan. (agus)