KUNINGAN (MASS) – Masih sedikit di Kuningan ini wadah yang secara mengembangkan minat dan bakat anak di bidang entertain secara serius. Baik itu dunia musik, kameramen dan modelling.
Mungkin hal itulah yang mendasari Oliver Rudiagen dan Novi Aenun, dua sejoli itu membangun Coverku, wadah bagi anak-anak yang memang memikiki minat dan bakat di bidang entertain.
Pada kuninganmass.com, Oliver Rudiagen menyebut Coverku ini baru berdiri sekitar satu tahun yang lalu. Oliver Rudiagen yang memegang sebagai Produser & creator, sedangkan Novi Aenun memegang Management.
“Saya lihat banyak potensi, tapi tidak tersalurkan. Awalnya kita juga ambilnya anak-anak sekolah, kebetukan kan istri ngajar juga di sekolah (SMK model patriot IV Ciawigebang),” ujarnya.
Rudiagen yang ditemui beberapa waktu lalau saat pengambilan shooting video klip itu menyebut, awalnya memang coba-coba cover lagu. Dan ternyata, hingga kini banyak menarik minat orang-orang.
“Sekarang aja, sampe ada 7 anak yang masih kita pending pembuatan cover-nya,” imbuhnya.
Di Coverku sendiri, ada setidaknya 3 sektor utama yang menjadi ajang pengembangan anak.
Selain musik, baik itu cover maupun single lagu sendiri, ada juga dunia modelling saat pengambilan video clip. Ada juga unsur videografi.
“Awalnya ya emang kita cover. Tapi ya daripada cuman cover, yaudah kita juga buatin single,” inbuhnya sembari merincikan single yang sudah dan sedang digarapnya, Single ‘Teringat’ dan ‘Pengagum Rahasia’.
Biasanya, hasil karya yang dihasilkan dipublikasikan di media social Youtube dan Instagram. Sejauh ini, dari cover dan single yang sudah diproduksi, genre music yang diangkat adalah pop. Hal itu juga diiyakan oleh sang komposser, Frans Agusman atau yang lebih dikenal om bob.
“Selama ini iya (pop, red). Tapi nanti kita lihat karakter suaranya,” ujarnya saat diwawancarai bersamaan dengan Oliver Rudiagen di lokasi shooting video clip.
Om Bob mengakui, kedepannya mungkin saja ada genre lain di luar yang digarapnya sekarang. Lelaki berambut panjang itu, sudah lama berpengalaman di dunia music.
Sempat juga memiliki band. Namun, sebelum kembali ke Kuningan dirinya sempat bekerja di salah satu perusahaan di kota besar.
“Semua aransemen dilakukan secara digital. Selain secara peralatan lebih simple, juga bisa dilakukan dengan kondisi sekarang yang harus berjarak,” jelasnya. (eki)
Frans Agusman
9 Februari 2021 at 01:14
LUAR BIASA 👍👍👍