KUNINGAN (MASS)- Pohon merupakan ancaman bagi para pengendara ketika musim hujan. Untuk itu kewaspadaan sangat penting.
Berbicara masalah pohon, di Kabupaten Kuningan banyak pohon sepanjang jalan. Hal ini untuk mendukung penghijauan dan juga agar Kuningan terlihat asri.
Tahukah pembaca kuninganmass.com, kalau di kuningan banyak pohon-pohon “kahot”. Pohon tersebut bahkan ada yang sudah ditanam sejak abad 14.
Percaya? Ternyata di wilayah kota Kuningan ada tiga pohon besar yangb ditanam pada abad 14. Hal ini sesuai dengan penuturan pemerhati sejarah Kuningan Nding Masku.
“Yang masih ada tinggal 3 pohon. Awalnya ada empat, yang satu ditebang,” ujar Nding, Selasa (13/10/2020) mengawali ceritanya.
Nding menerangkan, ketiga pohon tua itu adalah yang disamping pos polisi Citamba atau jembatan merah. Yang kedua dibelakang Toko Sunda atau Pertokoaan Siliwangi.
Pohon dibelakng Toko Sunda tepatnya di komplek pujasera. Sedangkan yang terakhir dekat dengan kantor Pegadaian Kuninggan.
“Warga banyak yang mengira itu adalah pohon beringin. Padahal salah karena yang benar adalah pohon bunut,” jelasnya.
Pria yang berkerja di Dinas Lingkungan Hidup itu menerangkan, pohon tersebut oleh Belanda ditanam memang jenis beringin.
Tapi lama kelamaan, justru pohon parasit yakni bunut yang tumbuh besar. Selain sebagai pohon penyerap air, pohon ini juga penanda ditiap sudut Kuningan.
“Belanda itu dalam menanam selalu ada hitungannya. Sehingga terlihat rapih,” ujarnya.
Terkait yang satu sudah ditebang lanjut dia, lokasinya berada di dekat Kantor Kemenag Kuningan. Karena dinilai menghalangi, maka ditebang.
“Bagi yang tidak hapal sejarah mungkin dianggap biasa. Padahal, bunut ini merupakan harta yang masih ada,” tandasnya.
Pria yang sudah mempunyai tiga anak itu, mengaku, selain tiga pohon itu, juga ada pohon tua lainnya, yakni salah satunya di depan bank bjb.
“Yang ini beda sejarah dengan yang ditanam 14. Ini rututannya dengan yang di Aruji, Cijoho dan Ciloa. Namun, semua sudah tidak ada karena ditebang.
Ia berharap tiga pohon yang masih ada jangan sampai ditebang karena mempunyai sejarah. (agus)